Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) memang sudah bermasalah sejak 2006. Hal ini terbukti dengan kondisi ekuitas perusahaan saat itu yang negatif Rp 3,29 triliun.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko blak-blakan mengenai mengapa Jiwasraya sudah bermasalah sejak lama. Perusahaan plat merah ini, dikatakannya fokus bisnisnya sudah salah, khususnya dalam penjualan produk.
Advertisement
Baca Juga
Hexana menyatakan selama ini Jiwasraya menawarkan produk tradisional dengan skema garansi jangka panjang dengan menawarkan bunga sampai dengan 14 persen net. Hal ini diklaim mampu merugikan perusahaan sepanjang masa.
Hal ini diperparah dengan penerbitan produk Savings Plan. Produk ini menawarkan guaranteed return 9-13 persen selama 2013 hingga 2018 dengan periode pencairan setiap tahun. Hal ini yang dianggap Hexana produk yang tidak masuk akal.
"Return yang dihasilkan Jiwasraya Saving Plan saja lebih besar dibandingkan tingkat bunga deposito, bond yield, da lainnya. Logikanyas aja sudah tidak masuk," kata dia saat berbincang dengan wartawan, Jumat (27/12/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penempatan Investasi yang Benar
Untuk bisnis asuransi, seharusnya, ditegaskan Hexana, penempatan investasi paling banyak di surat berharga pemerintah da instrumen Bank Indonesia. Karena instrmen tersebut memiliki resiko yang sangat minim.
Namun tidak yang dilakukan Jiwasraya selama ini. Setidaknya sebanyak 50 persen investasi ditempatkan di saham-saham dengan kualitas rendah. Sementara penempatan ke surat utang pemerintah hanya 15 persen dan deposito kurang dari 5 persen.
"Nah masyarakat kita itu semakin cerdas. Tau return yang ditawarkan Jiwasraya tidak masuk akal, mereka mulai cairkan premi-preminya. Pada akhirnya mentok di 2018 dimana perusahaan dinyatakan belum bisa bayar klaim," tegasnya.
Advertisement
Rencana Bisnis Jiwasraya ke Depan
Saat ini, Hexana memiliki berbagai rencana terkait perbaikan bisnis perusahaan ke depannya, sembari secara bertahap mncairkan klaim para pemegang polis.
Ke depan, Jiwasraya akan difokuskan untuk menggarap produk unit link. Hal ini dinilai lebih transparan dan tidak menyalahi aturan OJK.
"kalau soal investasi, dalam lima tahun ke depan, paling cepat, kita akan perbesar penempatan di goverment bond dan instrumen BI," tegasnya.
Untuk goverment bond dia akan memporsikan investasi sebesar 30 persen, instrumen BI 30 persen, deposito 10 persen da 20 persen ke saham-saham bluechips.
Dengan begitu, Jiwasraya mampu menjadi perusahaan asuransi yang lebih sehat.