Tak Lagi Rugi, BUMN Ini Raup Untung Rp 50,8 Miliar di 2019

Hotel Indonesia Natour berhasil bangkit dari kerugian yang sempat mendera bisnis pada tahun 2015 hingga 2016.

oleh Athika Rahma diperbarui 30 Jan 2020, 13:08 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 13:08 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi tempat tidur di kamar hotel. (dok. pexels.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus di bidang perhotelan, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mencatatkan kinerja positif selama 2019. Perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan dari Rp 698,7 miliar pada 2018 menjadi Rp 726,4 miliar pada 2019.

Adapun, laba yang diperoleh pada 2019 ialah Rp 50,8 miliar (unaudited), meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 17,4 miliar. Perusahaan berhasil bangkit dari kerugian yang sempat mendera bisnis pada tahun 2015 hingga 2016.

"Pencapaian HIN sampai tahun 2019 kami berhasil mencapai berbagai peningkatan positif di seluruh aspek kegiatan perusahaan antara lain pendapatan usaha, laba bersih dan jumlah tamu yang terus meningkat," ujar Direktur Utama HIN Iswandi Said di Kementerian BUMN, Kamis (30/1/2020).

Sementara, tingkat keterisian kamar (occupancy rate) juga terus meningkat. Pada 2016, jumlah tamu yang datang ialah 418.468 orang, lalu naik pada 2017 menjadi 459.857 orang, kemudian terus naik menjadi 492.344 orang pada 2018 dan menjadi 500.831 orang. Jumlah kamar yang terjual per tahun 2019 juga melonjak menjadi 591.916 unit dibandingkan tahun lalu yang sebesar 585.802 unit.

"Tingkat hunian pada 2016 68,4 persen, lalu pada 2017 naik jadi 75,4 persen, kemudian pada 2018 turun 69,4 persen dan tahun 2019 menjadi 68,9 persen. Tidak selalu dengan tingkat hunian yang rendah menghasilkan pendapatan yang kecil, karena di sana kita menaikkan harga rata-rata dan revenue kita dapat dari sektor lain," imbuh Iswandi.

Sektor yang dimaksud Iswandi contohnya restoran, MICE, fasilitas spa dan fasilitas hotel lain yang menyumbang pendapatan tambahan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hotel Indonesia Natour Target Jadi Hotel Chain Terbesar di RI

Ilustrasi Kamar Hotel
Ilustrasi kamar hotel. (iStockphoto)

PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN menargetkan menjadi hotel chain terbesar di Indonesia sehingga menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Salah satu caranya dengan melaksanakan program transformasi perusahaan 2017-2021.

Perseroan berupaya memudahkan dan memberikan layanan terbaik kepada para wisatawan asing maupun lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan Indonesia dan bertaraf internasional. 

Direktur Utama HIN Iswandi Said mengatakan kondisi yang sangat kompetitif ditandai dengan terus semakin meningkatnya tuntutan pelayanan, persaingan harga, pengaruh sarana dan aksesibilitas terhadap tingkat hunian dan berbagai faktor lainnya.

"Industri perhotelan juga sangat dipengaruhi oleh situasi perekonomian dan politik global. Penurunan perekonomian dan kondisi keamanan di suatu negara misalnya, akan memberikan dampak yang besar terhadap industri perhotelan," jelas dia dalam keterangannya, seperti dikutip Sabtu (27/5/2017).

Dia mengaku berupaya mengembangkan Inna Hotels & Resorts sebagai hotel milik bangsa Indonesia yang mempersembahkan keramahtamahan khas Indonesia bertaraf internasional dan sebagai market leader untuk jaringan perhotelan nasional, di tengah-tengah industri perhotelan yang sangat kompetitif,.

Adapun program transformasi perusahaan yang dilaksanakan meliputi tahapan turn around (2017), growth (2018), leading (2019), worldwide (2020), dan ekspansi (2021).

 

Program Transformasi

Kamar Hotel
Ilustrasi Foto Kamar Hotel (iStockphoto)

Iswandi menjelaskan bahwa  program transformasi yang dilaksanakan HIN sejalan dengan penugasan yang diberikan Kementerian BUMN. Pada 28 September 2016 Menteri BUMN Rini Soemarno membentuk konsolidasi seluruh hotel yang dimiliki BUMN dalam sinergi “Hotel Indonesia Group" (HIG). HIN ditunjuk sebagai kordinator HIG tersebut.  

Pada saat ini, Hotel Indonesia Group beranggotakan 43 hotel yang terdiri dari 7 hotel Patra Jasa (anak perusahaan Pertamina), 7 hotel Aero Wisata (anak perusahaan Garuda Indonesia) dan 14 Hotel Indonesia Natour. Selanjutnya 9 hotel milik Pegadaian (Pesonna Hotels), satu hotel milik Taman Wisata Candi (Manohara Hotel Borobudur) dan juga lima hotel milik PT Jakarta Tourisindo bergabung dalam Hotel Indonesia Group.  

Terkait pengembangan HIG tersebut, Iswandi menekankan bahwa Inna Hotels & Resorts harus dapat menjadi role model bagi hotel-hotel BUMN yang lain dalam rangka sinergi national hotel chain.

Iswandi juga menekankan, transformasi yang dilaksanakan HIN tidak terlepas dari komitmen sebagai BUMN yang Hadir Untuk Negeri dan membantu menyukseskan program pemerintah untuk mendatangkan 19 juta wisatawan pada tahun 2019 nanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya