Batik Air Merugi Gara-gara Penerbangan ke China Dihentikan

Pesawat yang dioperasikan ke China sementara waktu dikandangkan untuk kepentingan perawatan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Feb 2020, 16:34 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 16:34 WIB
Batik Air Buka Rute Baru dari Samarinda
Pesawat Batik Air.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menghentikan sementara penerbangan ke China, mulai Rabu, 5 Februari 2020 seiring merebaknya Virus Corona. Akibat kebijakan ini, maskapai Batik Air mengaku merugi.

"Ya, rugi. Kerugian berapa, belum kita hitung secara pasti, karena kan ini mendadak, setopnya mendadak," ujar CEO Batik Air, Kapten Achmad Luthfie, di Terminal1 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kamis (6/2/2020).

Menurutnya, bila dalam keadaan normal, ada lima pesawat yang dioperasionalkan terbang dari dan menuju ke Cina.

Setidaknya, ada lima kota di Cina yang mau tidak mau oleh Batik Air, dihentikan dulu penerbangannya.

"Macam-macam, frekuensinya itu seminggu. Tapi ada yang tidak daily, hanya beberapa hari sekali gitu," ujar dia.

Meski begitu, Luthfie mengaku pesawat yang dioperasikan ke Cina langsung dikandangkan untuk kepentingan perawatan atau maintenance.

"Biaya perawatan jalan terus iya, biaya belum saya hitung. Mendadak setopnya. Pokoknya dalam hanggar terus dibersihkan pesawatnya," jelas Lutfie.

Batik Air tidak melakukan tambah slot atau pengalihan ke rute lain di luar negeri. Sebab, butuh waktu lagi untuk mengajukan persyaratan, perijinan dan lainnya untuk memasukan rute baru.

Makanya, selain melakukan perawatan pada pesawatnya, Batik Air memilih untuk mengisi kekosongan slot dengan menambah frekuensi saja. Namun bukan menuju luar negeri, melainkan penambahan frekuensi di rute domestik.

"Rute-rute yang menguntungkan saja. Seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Jadi nambah frekuensi di domestik saja," tutur Luthfie.

Saksikan video di bawah ini:

Punya Pesawat Baru, Batik Air Kembangkan Rute Indonesia Timur

Tiba Di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Dibawa Menuju Natuna
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China keluar dari pesawat Batik Air Airbus 330-300CEO di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Para WNI langsung ke luar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. (AFP/Ricky Prakoso)

Kedatangan pesawat baru, maskapai Batik Air bakal kembangkan sayap ke penerbangan Indonesia timur. Pesawat akan mulai mengudara terhitung bulan depan.

"Untuk yang pertama ini adalah Airbus 320 Neo. Ini yang pertama dari total tahun ini akan mendatangkan 5 pesawat," ujar CEO Batik Air, Kapten Achmad Luthfie, saat ditemui di Terminal 1A, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kamis (6/2/2020).

Untuk unit Airbus 320 Neo akan didatangkan sebanyak 3 unit, lalu sisanya dua unit lagi untuk jenis Airbus 321 Neo. Untuk keseluruhannya, kedatangan pesawat tersebut akan berdatangan hingga Agustus tahun ini.

Luthfie juga menuturkan, untuk kedatangan pesawat pertama ini, Batik Air akan memperuntukannya di pasar domestik atau tepatnya untuk Indonesia bagian Timur.

"Kita rencananya untuk penerbangan jauh ke timur. Seperti ke Manado, Papua Barat, seperti itu," ujar Luthfie.

Bukan hanya dua rute itu saja, Luthfie menargetkan, akan ada rute domestik baru yang juga akan dibuka. Seperti Darau, lalu frekuensi ke Wamena Papua yang juga akan ditambah, sebab bandara di sana sudah bisa dipakai oleh pesawat Nero Body.

Lalu rute luar negerinya, direncanakan akan ada 10 kota baru yang akan dijajal mulai bulan depan. Diawali dengan penerbangan ke Vietnam, kemudian Filipina, dan kemudian akan menambah frekuensi penerbangan ke Australia lewat Melbeurn.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya