Menparekraf Siapkan Strategi Baru Genjot Pariwisata di Tengah Wabah Corona

Pemerintah mempunyai berbagai strategi baru dalam mengatisipasi dampak pariwisata akibat wabah virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2020, 19:00 WIB
Datangi KPK, Wishnutama Lapor Harta Kekayaan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama (kanan) saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (9/1/2020). Wishnutama mendatangi KPK untuk menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama sebut pemerintah mempunyai berbagai strategi baru dalam mengatisipasi dampak pariwisata akibat wabah virus Corona.

"Banyak starateginya, kita bikin rute (penerbangan) baru, kita tingkatkan promosi yang lebih insentif, dan lagi dalam proses pembicaraan teknis untuk menyiapkan pasar baru" paparnya, di Kompleks Kemenkeu, Jakarta, seperti ditulis Sabtu (8/2/2020).

Untuk diketahui, pemerintah Indonesia resmi menutup rute penerbangan dari dan ke China, sampai waktu yang belum ditentukan. Pada Rabu (5/2) tepat pukul 00.00 WIB.

Hal ini berdampak negatif bagi sektor pariwisata dalam negeri. Ia, memperkirakan kerugian akibat virus Corona ini mencapai angka USD 4 miliar atau setara Rp 54,6 triliun. Dengan rincian, berkisar USD 2,8 miliar atau senilai Rp 38,2 triliun hilangnya pendapatan negara dari turis China.

"Ini bicara kerugian potensi satu tahun ya, kami kan tidak tahu kapan ini kelar (virus corona), mudah-mudahan ini cepat," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peluang Pariwisata Lokal di Tengah Wabah Corona

Mendaki gunung Bromo
Mendaki gunung Bromo/ Foto: Dok. Fjällräven Indonesia)

China saat ini tengah menjadi negara yang masuk daftar hitam sebagai destinasi wisata. Beberapa negara memberhentikan penerbangan menuju dan dari China akibat virus Corona. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona ke negara-negara lain.

Tak terkecuali Indonesia. Pemerintah juga sudah memberhentikan penerbangan dari dan menuju China. Hal tersebut berdampak pada sektor pariwisata, baik di China maupun negara-negara lain yang menjadi destinasi turis China.     

Nunung Rusmiati, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), menjelaskan bahwa hal ini dapat menjadi peluang bagi pariwisata lokal. Menurutnya, strategi yang tepat harus disiapkan untuk menghadapi peluang ini.

"Kami sudah merancang paket-paket alternatif yang menarik dengan harga terjangkau sebagai destinasi alternatif. Dalam paket termasuk akomodasi, penginapan, dan lain-lain." jelasnya di studio Liputan6.com, Jumat (7/2/2020).

Menurutnya, hingga saat ini kerugian yang dialami oleh seluruh agen travel di Indonesia diperkirakan mencapai USD 1.000 hingga USD 1.500. Nunung juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang cukup besar untuk pariwisata karena masih berstatus aman dari virus corona.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan resmi memberhentikan sementara penerbangan dari dan menuju ke China pada Rabu (5/2) lalu. Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mencegah kemungkinan Virus Corona masuk ke Indonesia.   

Pemerintah Ingin Masyarakat Jalan-Jalan di Dalam Negeri

Kawasan Wisata Bromo
Kawasan Wisata Bromo. foto: @bromo_trip.co. (dok.Instagram @bromo_trip.co/https://www.instagram.com/p/B5eZSPJpbzQ/Henry)

Dampak virus Corona terhadap Indonesia mulai terasa di sektor pariwisata. Banyak wisatawan China membatalkan penerbangan karena isolasi yang dilakukan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Beberapa daerah wisata yang mengalami kerugian, di antaranya Sulawesi Utara, Kepulauan Riau dan Bali. Menurunnya jumlah turis tak hanya dari China mengakibatkan beberapa negara lainnya pun ikut mengurungkan niat berlibur karena merasa khawatir.

"Bukan hanya di Bali, di Sulawesi Utara, di Kepulauan Riau itu pasti kena dampak yang cukup besar," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Whisnutama, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2020).

Demi menambal kerugian sektor pariwisata, Whisnutama mendorong peningkatan jumlah turis domestik. Dia ingin masyarakat berwisata di negeri sendiri.

Tak hanya itu, dia juga ingin Kementerian Perhubungan untuk menambah frekuensi penerbangan internasional menuju Indonesia. Sebab, selama ini frekuensi penerbangan internasional menuju Indonesia masih sedikit jika dibandingkan dengan target kunjungan wisman. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya