Liputan6.com, Jakarta - Meteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah terus berupaya meningkatkan kualitas para pekerja di Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.
Di era industri 4.0 ini, banyak pekejaan yang menuntut untuk bersinggungan dengan teknologi. Jika hal ini tidak dipersiapkan ke generasi muda saat ini dikhawatirkan akan kalah dari mesin-mesin.
Baca Juga
Â
Advertisement
"Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sendiri memiliki acuan strategi penciptaan tenaga kerja yang berdaya saing dengan menggenjot kualitas, kuantitas dan persebaran, sehingga akan ada banyak program kerja yang dirancang untuk memperbesar peluang angkatan kerja kita untuk memenangi persaingan global," ujar Meteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah saat membuka acara 'Kemnaker Goes to Campus' di Unusia Parung, Bogor, Kamis (13/2/2020).
Pendidikan dan keterampilan, lanjut Ida, adalah kunci bagi pekerja dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Saat ini, Indonesia berhadapan dengan era dimana manusia tidak lagi menjadi satu-satunya penggerak utama. Sebab, perkembangan teknologi dan informasi telah berpengaruh terhadap perkembangan ketenagakerjaan.
"Kita ini sedang bersaing dengan mesin karena perubahan teknologi yang bergerak begitu cepat. Di dunia teknologi informasi, bisnis-bisnis baru bermunculan mengalahkan pemain lama yang mungkin tak sengaja lambat berinovasi," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tenaga Kerja yang Akan Unggul
Ia menilai bahwa ke depan, yang paling cerdas berinovasilah yang unggul di masyarakat. Yang paling responsif terhadap perubahanlah yang bertahan.
"Karakter industri pun berubah tidak lagi berbasis pada sumber daya alam (SDA) melainkan berbasis pengetahuan, inovasi, SDM. Jadi, beranilah bersaing," bebernya.
Ida menambahkan orentasi program kerja Kemnaker adalah mencetak angkatan kerja yang bisa diterima Industri dan mampu berwirausaha dengan SDM berkualitas dan berdaya saing.
"Saya kira Indonesia akan menjadi negara yang lebih besar dan lebih maju dan tahun 2045 kita melompat menjadi empat negara terbesar di dunia," pungkasnya.
Advertisement