Dengarkan Aspirasi, KKP dan Komisi IV Temui Nelayan di Muncar

"Persoalan nelayan bisa disampaikan. Monggo apa yang jadi unek-unek, pikiran yang ingin disampaikan, silahkan."

oleh stella maris pada 20 Feb 2020, 13:39 WIB
Diperbarui 20 Feb 2020, 17:02 WIB
Kelompok nelayan
Puluhan kelompok nelayan dari Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta Puluhan kelompok nelayan dari Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi berkumpul untuk menyampaikan sejumlah keluhan yang berkaitan dengan aktivitas melaut. Terkait upaya penyampaian aspirasi itu, rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta tim Komisi IV DPR RI turut hadir dalam pertemuan tersebut pada Kamis (20/2).

Dirjen Perikanan Tangkap, KKP Zulfikar Mochtar, Wakil Ketua Komisi IV, DPR RI Hasan Aminuddin bersama 13 rombongan komisi IV, dinas perikanan, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo.

"Persoalan nelayan bisa disampaikan. Monggo apa yang jadi unek-unek, pikiran yang ingin disampaikan, silakan," kata Dirjen Perikanan Tangkap, KKP Zulfikar Mochtar kepada puluhan kelompok nelayan.

Zulfikar mengatakan, pesan yang disampaikan nelayan bakal menjadi masukan pemerintah pusat maupun daerah. Apalagi bersama Komisi IV DPR RI, aspirasi nelayan tersebut diharapkan langsung memunculkan solusi kongkrit.

"Profesi nelayan sangat terhormat, dan harus didukung, pertama regulasi dipermudah dari nelayan kecil, sedang, seperti saat mengurus perizinan kapal. Kemudian akses permodalan, keterampilan, kerjasama dengan berbagai pihak. Aplagi di Muncar ini produksi perikanannya sangat kita andalkan," kata Zulfikar.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV, DPR RI Hasan Aminuddin menyampaikan, kondisi di Muncar membutuhkan perluasan jalan, membuat saluran drainase. Sementara mengenai dukungan penangkapan ikan, bila nelayan mengalami kesulitan akses rumpon, bisa menyampaikannya.

 

Kelompok nelayan
Puluhan kelompok nelayan dari Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

"Waktu saya lihat tadi, jalan perlu diperluas, bangun drainase. Silakan apa yang ingin disampaikan. Kunjungan kami spesifik ke Riau, Jambi, dan Jawa Timur. Kami menjemput aspirasi, kemudian melakukan pengawasan sejauh mana manfaat APBD dan APBN," katanya.

Sejumlah nelayan akhirnya menyampaikan berbagai persoalan untuk dibahas bersama. Salah satu nelayan Pantai Satelit Muncar, Andi berharap ada bantuan pembangunan penahan ombak break water agar perahu perahu yang bersandar bisa lebih awet.

"Nelayan di TPI satelit, mohon dibuatkan break water agar perahu kami semakin awet, karena selama ini yang biasa bisa dipakai 10 tahun, jadinya hanya 5 tahun karena sering terkena gelombang air laut saat berlabuh," kata Andi.

Selain itu, para nelayan juga mengeluhkan akses pengurusan asuransi jiwa nelayan serta akses permodalan yang tepat.

Menjawab hal tersebut, Zulfikar meminta untuk persoalan break water agar nelayan melalui kelompok mengajukan permohonan secara formal terlebih dahulu

"Soal break water bisa diajukan secara formal, sebelum kita cek dan tindak lanjut di lapangan, apakah ada alternatif tempat lain, atau memang harus dipasang break water," kata Zulfikar.

Sementara itu, terkait akses permodalan hingga asuransi, pihaknya bakal membangun unit di kawasan Muncar sebagai pusat informasi dan pengurusan asuransi maupun permodalan.

"Secara konkret pada awal Maret 2020 akan bikin gerai asuransi, kerjasama dengan dinas, kami akan adakan sosialisasi, serta datangkan pihak perbankan untuk informasi KUR. Sebenarnya banyak program yang kami luncurkan tapi tidak dimanfaatkan, karena nelayan tidak tahu," ujarnya. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya