BKPM Siasati Dampak Corona dengan Gali Investasi dari Dalam Negeri

China merupakan investor kedua terbesar di Indonesia berdasarkan data 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 17:45 WIB
Sambut Kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Relawan Pengusaha Muda Gelar Syukuran
Ketua Dewan Pembina Repnas, Bahlil Lahadalia memberi sambutan pada acara syukuran menyambut kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jakarta, Sabtu (20/4). Syukuran kemenangan digelar berdasarkan pantauan hitung cepat tim internal yang memenangkan pasangan nomor urut 01. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan investasi yang masuk ke Indonesia terganggu karena adanya virus Corona.  Terutama investasi dari China yang merupakan negara asal munculnya covid-19 ini.

Bahlil menjelaskan, China merupakan investor kedua terbesar di Indonesia berdasarkan data 2019. Akibat virus Corona, Bahlil memprediksi investasi dari negara tirai bambu itu ikut merosot.

"Dalam simulasi data yang sekarang sampai data Februari kemungkinan besar (investasi) menurun untuk khusus China," kata Bahlil di Kantor BKPM, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (6/3/2020).

Penurunan investasi salah satunya di sektor hilirisasi. Sebab dalam proyek investasi ada yang menggunakan mesin dari China atau tenaga kerja dari China. "Karena enggak bisa, mesinnya dikirim, tetapi orang-orangnya enggak dikirim. Maka mau tidak mau dia akan terjadi stuck," kata Bahlil.

Investasi dari China tetap berjalan jika tenaga kerja atau mesin (alat) sudah tiba di Indonesia sebelum munculnya wabah virus Corona. Sedangkan investasi bakal terganggu jika menggunakan sumber daya manusia asal China dan mereka belum tiba di Indonesia.

"Yang terganggu itu adalah Investasi yang lagi running, timnya masih di China," kata dia.

Sebaliknya jika proyek tersebut hanya menggunakan mesin dari China tetapi sumber daya orang Indonesia. Maka prosesnya tetap berlangsung.

Harus diakui, kata Bahlil, China menyumbang 16-17 persen terhadap pertumbuhan ekonomi global. Sehingga munculnya pandemi ini mengguncang ekonomi di hampir semua negara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Memutar Otak

Panel V Rakornas Indonesia Maju
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat diskusi panel V Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Rabu (13/11/2019). Panel V itu membahas penyederhanaan regulasi dan reformasi birokrasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dia pun perlu putar otak untuk keluar dari kondisi seperti saat ini. Pihaknya telah menyusun strategi untuk melakukan penetrasi pada negara-negara lain. Sebab investasi asal negara di luar China terpantau meningkatkan dibandingkan dengan tahun 2019 lalu.

"Kalau dari China sedikit menurun maka kita harus memaksimalkan potensi-potensi market di negara lain untuk FDI," kata dia.

Hal yang sama juga terjadi pada investasi dalam negeri. Penanaman modal dari pengusaha dalam negeri memang tak terganggu. Maka, BKPM menyiasati dampak virus Corona dengan menggali investasi dalam negeri.

Jika virus Corona selesai di bulan Maret dan April, dia yakin BKPM bisa mengejar ketertinggalan bulan Januari dan Februari. Sehingga pada saat pelaporan triwulan realisasi investasi tidak menurun. Tetapi minimal sama dengan kemarin tahun 2019 pada periode yang sama.

"Saya punya analisa dari data kemarin naik . Jadi di tengah Corona ini jangan kita terlalu pesimis," kata Bahlil optimistis.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya