Imbas Corona, Ratusan Pekerja Smelter Asal China Tak Bisa Masuk Indonesia

Saat ini rata-rata total progress pembangunan smelter berkisar angka 30 persen hingga 40 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Mar 2020, 13:52 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2020, 13:52 WIB
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian ESDM berharap pengerjaan pabrik pemurnian atau smelter dapat selesai tepat waktu meski penyebaran Covid-19 atau virus corona membuat pengerjaan pabrik pemurnian alami kendala.

Direktur Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, menjelaskan saat ini rata-rata total progress pembangunan smelter berkisar angka 30 persen hingga 40 persen. Terutama untuk pabrik pemurnian nikel yang progres pembangunannya masih sesuai target.

"Smelter yang masih dalam tahap pengembangan ini terganggu karena tenaga kerja yang pulang ke China tidak bisa masuk lagi ke Indonesia. Virtue Dragon saat ini kan memang sedang mengembangkan pabrik baja atau stainless steel. Ada 300-400 orang pekerja tidak bisa kembali," ujar Bambang di Kantor Ditjen Minerba, Kamis (12/03/2020).

Untuk diketaui, Pemerintah China memutuskan untuk menutup permintaan atau impor batu bara hingga April. Meski kebijakan China tersebut bersifat sementara, namun telah membuat harga komoditas ini tak stabil.

Untuk batu bara kalori 4.200 yang sebelumnya berada di kisaran USD 36 per ton mengalami penurunan ke level USD 32,5 per ton untuk kontrak bulan depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masih Sesuai Target

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara Kini Tersambung Tol Listrik
PLN siap menerima investasi masuk ke Sultra terutama untuk proyek-proyek pabrik pemurnian dan pengolahan bahan tambang (smelter). (Liputan6.com/Nurseffi)

Meski tertunda, namun Bambang berharap wabah corona ini tak berlangsung lama sehingga semua proyek bisa tetap on schedule. Ia mengatakan, jika melihat perkembangan di China saat ini memang berangsur pulih, namun sebaran pendemi ini apakah akan meluas atau tidak Bambang tak punya bayangan.

"Artinya walupun terdampak kemungkinan situasi kembali lebih baik. Sebab itu, saya berharap hal ini tidak menggangu dan tetap bisa survive apakah ekspor maupun produksi. Saya harapannya seperti itu," ujar Bambang.

Kendati demikian, Bambang sudah memperkirakan apabila wabah ini berlangsung lama, maka target investasi kemungkinan tidak akan tercapai.

"Kalau panjang investasi kemungkinan tidak tercapai tapai kalau membaik ya tercapai. Kita harapkan eksplorasi lebih baik. Saya berharap tidak jangka panjang dan investasi tercapai," jelas Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya