Marak Penipuan, Masyarakat Diingatkan Hati-Hati Belanja Online Alat Kesehatan

Untuk mengantisipasi kasus-kasus penipuan di marketplace, Kominfo sudah melakukan pertemuan dengan marketplace.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mar 2020, 20:55 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2020, 20:55 WIB
Ilustrasi belanja Online
Ilustrasi belanja Online (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Alat kesehatan saat ini menjadi salah satu yang paling dicari. Seiring kebutuhan yang naik, ternyata banyak dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab dan membuat angka penipuan di marketplace ternyata mengalami peningkatan.

Data marketplace menunjukkan bahwa di bulan-bulan belakangan seiring dengan berkembangnya pandemi Covid-19 dan makin banyaknya masyarakat yang tinggal di rumah, terjadi peningkatan pelaporan penipuan.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, untuk mengantisipasi kasus-kasus penipuan di marketplace, Kominfo sudah melakukan pertemuan dengan marketplace dan bersyukur marketplace sudah melakukan tindakan dengan menutup ribuan merchant. Tindakan itu ternyata sudah dilakukan sebelum Kominfo memanggil marketplace.

[bacajuga:Baca Juga](4209684 4160258 4163646)

Dijelaskan Semuel, sangat tidak elok di tengah kondisi pandemi Covid-19, justru harga harga alat kesehatan melonjak. Tindakan marketplace seperti Bukalapak menutup akun penjual yang menawarkan harga alat kesehatan tidak normal, dinilai positif. Karena hal itu juga dilakukan oleh marketplace di luar negeri seperti Amazon dan lain-lain.

"Tindakan penutupan itu positif dan itu bukan hanya di Indonesia, di Amerika juga dilakukan, dilakukan Amazon memblok penjual. Tidak elok di saat sulit justru bertindak seperti itu," ujar Semuel.

Dia berharap, masyarakat juga lebih hati-hati. Jika memungkinkan, lakukan perbandingan harga, dan juga mencari produk seperti masker di apotik-apotik, atau aplikasi yang spesifik untuk kesehatan.

Adapun untuk kasus-kasus phising, kata Semuel, secara khusus ditangani Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) karena terkait dengan keamanan informasi. Namun Kominfo juga aktif, mengedukasi publik, agar hati-hati. Misal agar tidak mengklik link atau url website yang mencurigakan.

"Masyarakat jangan mudah klik link website yang mencurigakan, seringkali link misal menambahkan satu dua huruf satu dua kata, seperti aslinya, padahal ulr website tidak benar, Kominfo kami fokus mengedukasi dan mengawasi agar tidak terjadi kasus-kasus seperti itu," ujar Semuel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Modus

Ilustrasi Belanja Online
Ilustrasi belanja online (dok. Pixabay.com/HutchRock/Putu Elmira)

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah, mewanti-wanti agar masyarakat lebih hati-hati dalam berbelanja daring, juga benar-benar mencermati setiap prosedur saat berbelanja, agar tidak dirugikan.

Sebab, di tengah wabah Covid-19, di mana masyarakat membutuhkan banyak alat kesehatan untuk melindungi diri dan keluarga, muncul pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan memanfaatkan kepanikan.

Modus penipuan beragam, termasuk melalui pengiriman barang bodong dan juga melalui phising. Phising menjadi salah satu andalan penipu di tengah timbulnya permintaan tinggi dan kepanikan masyarakat untuk mencari alat kesehatan.

Diketahui, melalui phising seorang peretas bisa menjebak untuk memberikan data-data penting secara tanpa disadari melalui jaringan internet, yang berujung peretasan.

Piter menjelaskan, untuk mengurangi penipuan di perdagangan online memang tidak mudah. Menghilangkan sama sekali rasanya tidak mungkin. Karena itu, dia mendorong agar marketlpace lebih gencar meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana belanja online secara aman.

"Salah satunya hanya belanja online di marketplace yang sudah teruji dan kredible serta pergunakan sistem yang mereka punya," ujar Piter

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, mengklaim sudah menutup ribuan toko yang mengeksploitasi dampak Covid-19, terutama kategori kesehatan. Tokopedia juga membuka pengaduan atau laporan dari masyarakat yang nantinya secara berkala akan ditinjau atau review.

CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menambahkan bahwa Bukalapak terus melakukan pengawasan dan penindakan atas toko online atau pelapak yang menjual barang dengan harga tidak wajar. Hingga Senin (23/3), dia mengaku telah menindak tegas pelapak yang melakukan praktik penjualan masker dan hand sanitizer di luar harga batas wajar.

"Kami sudah menindak tegas pelapak kami yang mengambil keuntungan yang tidak wajar dalam kondisi ini. Kami akan terus memantau, memonitor situasi ini, dan melanjutkan tindakan yang tegas tersebut jika diperlukan," ucap Rachmat.

Rachmat juga mengimbau agar konsumen terus meningkatkan kewaspadaan, termasuk melaporkan jika mengalami penipuan kepada marketplace dan pihak yang berwenang untuk dapat ditindaklanjuti.

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya