Kemenperin Dorong APD Buatan Indonesia Ikuti Standar WHO

Uji kelaikan bahan baku dari alat kesehatan (alkes) oleh unit litbang Kementerian Perindustrian, Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 16:30 WIB
Alat Pelindung Diri (APD)
Anne Avantie memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang disumbangkan ke rumah sakit di Indonesia (Dok.Yayasan Anne Avantie)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi APD sesuai standar WHO. Sehingga dilakukan uji kelaikan bahan baku dari alat kesehatan (alkes) oleh unit litbang Kementerian Perindustrian, Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung.

"Kemenperin bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sudah menguji bahan baku untuk memproduksi APD," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, melalui siaran pers, Rabu (22/4).

Menurut Agus bahan baku yang diujikan merupakan bahan baku tekstil untuk pembuatan APD. Mengingat saat ini APD mengalami permintaan yang tinggi terutama oleh para tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan pandemi tersebut.

Standar mutu APD yang diarahkan oleh BNPB mengacu pada standar American National Standard Institute (ANSI) / Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AMMI) PB70:2012.

Salah satu parameter uji yang dipersyaratkan adalah pengukuran terhadap resistensi kain terhadap penetrasi cairan (water impact) menggunakan metode uji American Association of Textile Chemists and Colorists Testing Method (AATCC-TM) 42:2017.

Ketahanan Kain

Zegna Group
Zegna Group mengumumkan keterlibatannya dalam memerangi pandemi virus Corona dengan mengubah sebagian pabriknya untuk memproduksi APD. Sumber foto: Document/PR.

Agus menjelaskan, tujuan metode uji tersebut adalah untuk mengukur ketahanan kain terhadap penetrasi air, untuk lingkup kain yang sudah ataupun belum diberikan zat penyempurnaan khusus seperti water repellent.

Adapun, layanan pengujian oleh BBT di Bandung hingga Jumat (17/4), tercatat sebanyak 175 perusahaan dengan total sampel uji yang diproses laboratorium BBT sebanyak 464 sampel uji seperti bahan non-woven (nirtenun), woven (tenun), dan knitted (rajut).

"Menperin menyebutkan, pada awal Mei, diharapkan industri dalam negeri sudah dapat memproduksi 18 ribu unit APD per harinya. Kami harapkan, jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan saat ini," jelasnya.

Selain memproduksi APD, industri tekstil tengah memproduksi masker yang ditargetkan sebanyak 50 juta masker dapat diproduksi per minggunya dengan rincian 20 juta masker berstandar medis dan 30 juta masker berbahan baku kain.

"Sehingga dalam satu bulan industri dapat memproduksi sebanyak 200 juta masker," pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya