Jadi Rujukan Covid-19, Pembangunan RS Akademi UGM Selesai Akhir Mei 2020

Rumah Sakit Akademi UGM telah lama dibangun, namun terhenti pada 2010 dengan progres struktur bangunannya saat itu 75 persen.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 30 Apr 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 10:30 WIB
RS Akademi UGM
RS Akademi UGM. (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung penanganan pandemi virus corona (Covid-19) dengan membangun fasilitas kesehatan, salah satunya penyelesaian pembangunan RS Akademi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai RS rujukan penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rumah Sakit ini dibangun, namun terhenti pada 2010 dengan progres struktur bangunannya saat itu 75 persen.

Pekerjaan penyelesaian RS Akademi UGM dilaksanakan sejak 20 April 2020, dengan target selesai akhir Mei 2020. Saat ini progres penyelesaian pembangunan secara keseluruhan mencapai 30 persen dengan kemajuan pekerjaan rata-rata sekitar 3 persen per hari.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penyelesaian RS Akademi UGM tersebut merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp 1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan virus corona.

"Berdasarkan hasil penilaian teknis Balitbang PUPR, secara struktur gedung RS masih baik dan bisa dipakai. Dengan demikian, penyelesaian RS ini tidak memakan waktu terlalu lama, karena kita menggunakan sistem moduler sehingga tinggal pemasangan saja. RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).

RS Akademi UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi. Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 memiliki kapasitas 38 tempat tidur. Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2 memiliki kapasitas 69 tempat tidur.

Pembangunan lanjutan RS Akademi UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya.

Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing. Pekerjaan perbaikan struktur berupa pekerjaan screed beton (lapisan halus di atas beton/plester), perkuatan baja, dan perbaikan membran.

Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing meliputi pekerjaan kabel tray, pipa conduit, hydran, instalasi air minum dan listrik. Perkiraan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit ini Rp 60 miliar.

Protokol Pencegahan Covid-19

RS Akademi UGM.
RS Akademi UGM. (Dok. Kementerian PUPR)

Lebih lanjut, Menteri Basuki menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini. Di samping itu, Menteri Basuki juga mengingatkan untuk menjaga kerapihan dan keselamatan kerja, termasuk bagi 300 pekerja yang terlibat.

Penyelesaian pembangunan RS Akademi UGM dilaksanakan sesuai protokol pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan serta Instruksi Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

"Jangan sampai kita membangun Rumah Sakit malah pekerja konstruksi kita ada yang terpapar Covid-19," tegas Menteri Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya