Fakta Menarik, Lulusan SD Paling Sedikit Sumbang Angka Pengangguran

Jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia yang dihitung pada Februari 2020 tercatat sebesar 499 persen

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 06 Mei 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 20:15 WIB
Job Fair
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia yang dihitung pada Februari 2020 tercatat sebesar 499 persen. Jumlah itu sedikit menurun dari Februari 2019 yang mencapai 5,01 persen.

Pengangguran yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih jadi yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yakni 8,49 persen.

Menariknya, tamatan Sekolah Dasar (SD) justru menjadi penyumbang paling sedikit dari jumlah orang yang tak bekerja.

"TPT terendah adalah pada jenjang pendidikan SD ke bawah (2,64 persen)," tulis BPS dalam laporan resminya, seperti dikutip Rabu (6/5/2020).

Lulusan SMP menempati posisi kedua penyumbang angka pengangguran, yakni 5,02 persen. Diikuti jebolan universitas (5,73 persen), diploma (6,76 persen), dan SMA (6,77 persen).

Fakta menarik lainnya, BPS mencatat, semakin tinggi umur seseorang maka tingkat pengangguran terbuka juga cenderung turun. Ini terlihat dari jumlah TPT dari penduduk usia muda (15-24 tahun) menjadi yang tertinggi dibanding kelompok usia lain, yakni 16,28 persen.

"Sedangkan, TPT penduduk lansia (60 tahun ke atas) paling kecil diantara semua kelompok umur yaitu sebesar 1,08 persen," terang BPS.

Dibanding tahun sebelumnya, tingkat pengangguran pada kelompok usia muda juga naik 0,90 persen poin. Di sisi lain, TPT pada kelompok umur 25-59 tahun dan kelompok umur 60 tahun ke atas masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,09 persen poin dan 0,67 persen poin.

Lulusan SMK Jadi Penyumbang Terbanyak Angka Pengangguran di Indonesia

Job Fair
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan saat acara Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu orang, berbeda dengan Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 4,99 persen pada Februari 2020.

TPT merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT Februari 2019 sebesar 5,01 persen turun menjadi 4,99 persen pada Februari 2020. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 5 orang penganggur.

"Tingkat Penggangguran Terbuka pada Februari 2020 sangat flat, menurun tipis dari 5,01 persen menjadi 4,99 persen," ujar Suhariyanto melalui Video Conference di Jakarta, Selasa (5/5/2020).

Dilihat dari tingkat pendidikan, Tingkat Penggangguran Terbuka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,49 persen. Penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta orang, bertambah 1,67 juta orang dari Februari 2019.

Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terutama Jasa Pendidikan (0,24 persen poin), Konstruksi (0,19 persen poin), dan Jasa Kesehatan (0,13 persen poin). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terutama pada Pertanian (0,42 persen poin), Perdagangan (0,29 persen poin), dan Jasa Lainnya (0,21 persen poin).

"Sebanyak 74,04 juta orang atau sekitar 56,50 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir (Februari 2019–Februari 2020), persentase pekerja formal meningkat sebesar 0,77 persen poin," jelas Suhariyanto.

Pekerja Penuh

Hari Terakhir, Job Fair Dipadati Para Pencari Kerja
Para pencari kerja memadati Job Fair yang diadakan di Istora GBK, Jakarta, Rabu (19/9). Job Fair bertajuk Jakarta spektakuler "Job for Career" diikuti lebih dari 120 perusahaan BUMN, swasta skala nasional maupun internasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Persentase tertinggi pekerja pada Februari 2020 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 69,90 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (23,74 persen) dan pekerja setengah penganggur (6,36 persen).

"Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur turun sebesar 1,01 persen poin, sedangkan persentase pekerja paruh waktu meningkat sebesar 1,07 persen poin," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya