Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2020 Melempem

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tumbuh sebesar 2,97 persen akibat pandemi covid-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Mei 2020, 14:53 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 14:53 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tumbuh sebesar 2,97 persen akibat pandemi covid-19 yang menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi.

Dari sisi konsumsi, tumbuh sebesar 2,7 persen, turun drastis dibandingkan tahun lalu pada kuartal yang sama yakni mencapai 5,3 persen.

"Investasi hanya tumbuh 1,7 persen yaitu yang tahun lalu pada kuartal I tumbuh diatas 5 persen. Sehingga kalau kita lihat pangsa dari dua hal ini, yang lebih dari 90 persen kontribusinya terhadap ekonomi kita, maka kemudian keduanya akan menekan pertumbuhan ekonomi dari segi permintaan," ujar Menkeu, Senin (18/5/2020).

Sementara untuk ekspor tumbuh sebesar 0,2 persen, relatif lebih baik dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu yang tumbuh ngatif 1,6 persen.

Demikian pula untuk impor, meski tumbuh negatif, namun pertumbuhan kuartal I tahun ini lebih baik yakni -2,2 persen, dibandingkan tahun lalu yang juga tumbuh negatif 7,5 persen.

"Untuk ekspor dan impor memang sejak tahun lalu pertumbuhan perdagangan internasional adalah yang paling lemah. Sehingga memang kondisi saat ini relatif dalam posisi yang rendah," kata dia.

 

Rincian Sektor

Rapat Perdana, Sri Mulyani - DPR Evaluasi Kinerja 2019 dan Rencana 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (4/11/2019). Ini merupakan rapat perdana Menkeu dengan Komisi XI DPR RI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan rincian dari sisi dunia usaha atau supply yang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni untuk manufaktur yang tumbuh 2,1 persen, dibandingkan tahun lalu 3,9 persen. Perdagangan tumbuh 1,6 persen, anjlok dari pertumbuhan tahun lalu 5,2 persen.

Kemudian transportasi 1,43 persen dengan 5,5 persen pada tahun lalu. akomodasi dan mamin tumbuh 2,0 persen, yang juga turun dari 5,9 persen.

Pertanian tumbuh 0,0 persen, dengan pertumbuhan tahun lalu sebesar 1,8 persen. Pertambangan tumbuh 0,4 persen, dibandungkan tahun lalu 2,3 persen.

Serta konstruksi yang tumbuh 2,9 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu mencapai 5,9 persen.

"Secara keseluruhan mempengaruhi keseluruhan outlook pertumbuhan ekonomi kita tahun ini dan juga mempengaruhi angka kemiskinan dan pengannguran," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya