Meneropong Nasib Angkutan Umum Pasca Pandemi Corona

Akan sangat sulit untuk membawa masyarakat kembali mempercayai angkutan umum.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Mei 2020, 19:41 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 19:40 WIB
FOTO: Ada PSBB, Jumlah Penumpang Angkot di Depok Turun 20 Persen
Angkutan umum parkir di sekitar Terminal Depok, Jawa Barat, Kamis (14/5/2020). Kepala Sub Bagian Tata Usaha Terminal Terpadu Depok Reynold Jhon mengatakan, pengguna angkutan umum di Terminal Terpadu Depok mengalami penurunan 10-20 persen selama pemberlakuan PSBB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Harya S. Dillon, mulai meraba bagaimana nasib angkutan umum perkotaan setelah pandemi. Dalam era new normal nantinya ada beberapa hal yang mengindikasikan perubahan pola perilaku penumpang kendaraan umum.

"Setelah pandemi usai bagaimana nasib angkutan umum perkotaan, karena setelah ini kita terus fokus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata dia dalam video konferensi MTI, Kamis (21/5/2020).

Harya mengungkapkan, berdasarkan beberapa studi, selain dapat disembuhkan dengan vaksin, virus dapat mereda melalui sosio-psikologis, dimana virus tersebut masih ada, namun masyarakat mulai abai dan bisa berdampingan. Hal ini merujuk pada estimasi implementasi new normal.

"Vaksin yang aman dan ampuh ini kira-kira 18 bulan selesainya, dan banyak juga pandemi yang berakhir secara sosio-psikologis. Karena mungkin masyarakat sudah jenuh, sangat berharap normal baru," jelasnya.

Sebagai contoh, Harya mengatakan bahwa sampai saat ini komunitas medis belum menemukan apa yang sebenarnya memutus rantai penyebaran SARS. Dugaanya, faktor sosio-psikologis turut andil dalam pudarnya virus ini.

Situasi dalam impementasi normal baru ini tentu mempengaruhi kebiasaan penumpang, utamanya transportasi umum, menyebabkan dampak lain yang cukup kompleks dan terikat satu sama lain.

"Kita lihat angkutan umum dalam kota ini terpukul dua kali, karena pertama pemasukan berkurang, tapi juga pengeluaran bertambah karena harus membeli peralatan seperti hand sanitizer, termometer dan seterusnya," ujar Harya.

 

Subsidi

FOTO: Ada PSBB, Jumlah Penumpang Angkot di Depok Turun 20 Persen
Angkutan umum melintas di sekitar Terminal Depok, Jawa Barat, Kamis (14/5/2020). Kepala Sub Bagian Tata Usaha Terminal Terpadu Depok Reynold Jhon mengatakan, pengguna angkutan umum di Terminal Terpadu Depok mengalami penurunan 10-20 persen selama pemberlakuan PSBB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Sementara ruang fiskal Pemda juga tertekan karena pemasukan dari pajak daerah juga berkurang. "Nah ini kalau sampai terjadi pemotongan subsidi, yang saya khawatirkan adalah ini berdampak jangka panjang," sambungnya.

"Jadi ketika penumpang sudah kapok naik angkutan umum yang pelayanannya buruk, dia akan beralih ke kendaraan pribadi dan akan sangat sulit untuk membawa mereka kembali mempercayai kendaraan umum," kata dia.

Sehingga perlu juga dipikirkan upaya agar masyarakat tetap merasa aman dan nyaman dalam menggunakan moda transportasi umum dalam new normal nantinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya