Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN terus membuat gebrakan di masa kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Terobosan yang dilakukan tentu tidak serta merta membuat pengelolaan BUMN langsung tertata rapi.
Masih banyak tantangan yang harus dilalui dengan kepemimpinan yang lugas dan cepat. Contohnya saja, direksi dan komisaris BUMN yang harus punya mindset yang lincah hingga BUMN sakit dan mati suri yang keberadaannya harus direstrukturisasi.
Baca Juga
Tenaga Ahli Utama Kepresidenan Kantor Staf Kepresidenan RI Dany Amrul Ichdan menyatakan, dalam hal ini, negara sudah hadir memberikan kepastian regulasi dan akses pasar internasional yang kuat untuk membantu BUMN menyelesaikan tantangannya terutama dalam menyesuaikan dinamika perubahan ekosistem bisnis global.
Advertisement
"Sudah saatnya hukum dapat adaptif terhadap bisnis yang lincah mengikuti dinamika perubahan ekosistem bisnis global. Kelincahan bisnis ini ditentukan juga oleh kelincahan para direksi dan komisarisnya untuk dapat bergerak cepat dengann value creation di setiap lini, bukan lagi pada value complexity yang rigid, yang membuat lemah kinerja inovasi karena ketakutan dalam proses," jelas Dany saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/6/2020).
Lebih lanjut, Dany menyatakan negara juga turut membantu jalannya proses pemulihan bisnis-bisnis BUMN yang mati suri dan sakit lewat Keputusan Presiden Nomor 40/2020 yang mengatur tentang tim Percepatan restrukturisasi BUMN.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BUMN Sakit Bisa Dikurangi
Pihaknya yakin, sejalan dengan penerapan Kepres tersebut, BUMN yang sakit dapat dikurangi, direksi dan komisarisnya juga dapat dirombak agar bisa mencapai target operasional dengan restrukturisasi proses bisnis, daya saing, efisiensi supply chain, cost restructuring dan melakukan renegosiasi kerjasama bisnis yang tidak optimal memberikan nilai tambah berkelanjutan.
"Dalam hal ini, saya juga meyakini pak Erick Thohir sangat mempertimbangkan target tersebut dan berada pada track serta roadmap yang benar dalam pengelolaan korporasi BUMN yang kita cintai," lanjutnya.
Pada akhirnya, BUMN diharapkan bisa menjadi World Class Champion pada industri sejenisnya, yang dapat diejawantahkan dengan kepemilikan portofolio bisnis dengan cost leadership yang bagus untuk efisiensi unit cost yang punya daya saing, peningkatan service excellent serta fokus pada core kompetensinya.
"Saatnya BUMN berlari cepat dan meninggalkan comfort zone dalam mental pengelolaannya," tutup Dany.
Advertisement