Menko Airlangga: Banyak Negara Alami Peningkatan Ekstrem Angka Pengangguran

Di Indonesia selama pandemi ini yang tercatat di data Kementerian Ketenagakerjaan ada 1,8 juta orang terverifikasi pengangguran.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 17:00 WIB
20160803-Angka Kemiskinan DKI Jakarta 3,75%
Anak-anak bermain di pemukiman kumuh, Muara Angke, Jakarta, Rabu (3/8). Badan Pusat Statistik DKI Jakarta melansir angka kemiskinan Ibu Kota pada bulan Maret 2016 mencapai 384,3 ribu orang atau 3,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran tidak hanya dialami oleh Indonesia di tengah pandemi Corona ini. Hanpir semua negara mengalami peningkatan pengangguran dan kemiskinan bahkan banyak yang masuk level ekstrem.

"Kalau kita lihat secara global berbagai negara memang tingkat penganggurannya masuk double digit mulai dari Eropa, Italia, Amerika Serikat seluruhnya posisinya di atas 10 persen," katanya dalam webinar, di Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Di Indonesia sendiri selama pandemi ini yang tercatat data di Kementerian Ketenagakerjaan adalah 1,8 juta orang terverifikasi pengangguran. Sementara yang belum terverifikasi 1,2 juta dan ini menambah jumlah pengangguran tahun lalu yang besarnya sekitar 7 juta orang.

"Sehingga tentu akibat pandemi ini ada 10 juta orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan," imbuh dia.

Mantan Menteri Perindustrian ini menambahkan, selain pengangguran, jika pandemi Covid-19 tidak ditangani dengan baik maka akan terjadi juga meningkatkan angka kemiskinan. Secara global tingkat kemiskinan ekstrem diperkirakan akan mencapai 712 juta jiwa. Angka ini meningkat dari sebelum adanya Covid-19 yang mencapai 577 juta orang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Prediksi angka Kemiskinan

20160608-Wajah Kepadatan Penduduk Ibu Kota yang Carut Marut-Jakarta
Pemandangan perkantoran dan permukiman padat penduduk dari kawasan Jembatan Besi, Jakarta, 5 Juni 2016. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memicu berbagai permasalahan, dari tata ruang, kemiskinan hingga kriminalitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa memperkirakan tingkat kemiskinan di Indonesia akan bertambah 10,63 persen, yakni dari 24,79 juta penduduk miskin menjadi 28,7 juta orang. Kondisi itu terjadi akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Dia mengatakan, setidaknya bakal ada penambahan jumlah penduduk miskin hingga 4 juta orang jika pemerintah tidak melakukan intervensi melalui program perlindungan sosial. Pemerintah sendiri telah mengucurkan dana ratusan triliun untuk jaring pengaman.

"Tanpa intervensi, tingkat kemiskinan bisa mencapai 10,63 persen, naik 4 juta orang dari 24 juta menjadi 28 juta," jelas Suharso ketika melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2019 lalu, tingkat kemiskinan sebesar 9,22 persen atau sebanyak 24,79 juta orang. Setidaknya dengan upaya pemerintah selama masa pandemi dengan program-program perlindungan sosial diharapkan mampu menekan jumlah penduduk miskin baru menjadi sekitar 1,2 juta hingga 2,7 juta.

"Dan mudah-mudahan secara rasio masih bisa satu digit," jelas Suharso.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya