Proyeksi Investasi Sektor Hulu Migas Turun Jadi USD 11,8 Miliar

Realisasi investasi hulu migas sampai dengan 31 Mei 2020 tercatat di angka USD 3,93 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Jul 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 14:00 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Proyeksi investasi di sektor hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia pada tahun ini mengalami koreksi. Beberapa hal yang menghambat investasi tersebut adalah pandemi Corona C0vid-19 dan  penurunan harga minyak.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, dengan berbagai tantangan yang ada, kemungkinan besar proyeksi investasi di sektor hulu migas akan turun menjadi USD 11,8 miliar.

"Investasi di hulu migas mengalami pergeseran, dari yang tadinya USD 13,8 miliar, diperkirakan tahun ini menjadi USD 11,8 miliar. Jadi ada penurunan sekitar 14,5 persen dampak dari berbagai isu," ujar Dwi dalam acara UPbringing Live Session: Meet The Expert - ISMS Live Session 3 on Energy, Kamis (2/7/2020).

Sementara untuk realisasi investasi hulu migas sampai dengan 31 Mei 2020 tercatat di angka USD 3,93 miliar. Angka tersebut baru mencapai 28,5 persen dari target 2020 yang ada di angka USD 13,8 miliar.

Adapun rincian dari total realisasi investasi migas tersebut yakni, 73 persen terkait produksi senilai USD 2,88 miliar, 18 persen terkait pengembangan senilai USD 0,71 miliar.

Sedangkan 6 persen terkait eksplorasi migas senilai USD 0,19 miliar, dan sisanya 4 persen terkait administrasi senilai USD 0,16 persen.

Produksi Minyak dan Gas Nasional Masih Baik di Tengah Pandemi

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memastikan bahwa produksi, produksi minyak siap jual (lifting) dan stok minyak dan gas (migas) Indonesia masih cukup bagus di tengah pandemi Corona ini. 

"Sampai dengan akhir Mei 2020, produksi masih cukup bagus 723 (MBOPD) untuk minyak," kata Dwi dalam UPbringing Live Session: Meet The Expert - ISMS Live Session 3 on Energy, Kamis (2/7/2020).

 

Sedangkan untuk gas realisasi produksi sampai dengan akhir Mei 2020, SKK Migas mencatat di angka 6.888 MMSCFD.

Selain itu, Dwi memaparkan untuk realisasi lifting minyak hingga akhir Mei 2020 sebesar 701,7 MBOPD atau sudah mencapai 92 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Dengan produksi minyak dan gas tersebut, SKK Migas mencatat bahwa total stok migas mencapai 8.01 juta Bbls, dengan available to lift sebesar 5.05 juta Bbls dan dead stock 2.96 juta Bbls.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya