Tekan Anggaran Subsidi, PGN Diminta Lakukan Inovasi Bisnis

Sebagai subholding gas, PGN harus membuat terobosan untuk membuka peluang bisnis baru pada sektor gas di tanah air.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Jul 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 14:00 WIB
20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) diminta Komisi VII DPR untuk berinovasi bisnis, dalam menjalankan perannya sebagai subholding minyak dan gas bumi (migas).

Anggota Komisi VII DPR Ridwan Hisjam mengatakan, sebagai subholding gas PGN harus membuat terobosan untuk membuka peluang bisnis baru pada sektor gas di tanah air.

Salah satu peluangnya adalah, mencari terobosan untuk menggantikan bahan baku Liquified Petroleum Gas (LPG). Pasalnya, kebutuhan LPG terus bertambah begitu juga subsidinya yang terus meningkat.

"Dalam RAPBN tahun depan kita menaikan volume LPG 3 Kg jadi 7,5 juta m3 dari 7 juta. Kalau tidak salah kenaikannya subsidinya Rp 2 triliun dari total Rp 5 triliun," kata Ridwan, di Jakarta, Selasa (7/7/2020).

Ridwan melanjutkan, PGN juga bisa memperluas jangkauan penyaluran gas bumi ke wilayah yang belum terdapat jaringan pipa gas, dengan gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) menggunakan iso tank atau truck pengangkut gas.

"PGN harus melakukan terobosan dibidang gas tidak lagi tradisonal melakukan kegiatan selama ini," ujat Ridwan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rencana Pengembangan Bisnis PGN

PGN membangun  fasilitas Liquid Natural Gas (LNG) Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur yang akan beroperasi secara bertahap pada tahun ini.
PGN membangun fasilitas Liquid Natural Gas (LNG) Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur yang akan beroperasi secara bertahap pada tahun ini.

Direktur Utama PGN Suko Hartono pun menjabarkan sejumlah rencana pengembangan bisnis PGN. Subholding Migas tersebut memiliki rencana memeprluas bisnis pengganti bahan baku LPG, dengan merambah ke industri petrokimia berupa hilirisasi gas dari methanol menjadi Dimethil Ether (DME).PGN pun telah melakukan studi untuk merealisasikan rencana tersebut diperkirakan pada 2022 atau 2023 telah rampung.

"Ituu bisnis kerja sama dengan subholding kilang, kami melihat kami bisa meningkatkan volume dan kami tahu bisnis di hilir. Jadi kami masuk portofolio hilir di petrochemic, di methanol dan DME karena itu bisa gantikan LPG," paparnya.

Inovasi lainnya adalah memperluas penyaluran gas ke konsumen rumah tangga di wilayah yang belum terdapat jaringan pipa gas, dengan menggunakan LNG yang dibawah oleh ISO tank, proyek ini akan dikerjasamakan dengan badan usaha swasta atau pengembang.

PGN juga akan mengembangkan bisnis penyedian jaringan internet Dan Tv kabel dengan memanfaatkan jaringan gas bumi sebagai jalur kabel fiber optik.

Untuk mengerjakanya, PGN meyerahkan ke anak usahamya PGASCom. Bisnis ini terinspirasi atas penerapan monitoring pipa gas dengan menggunakan fiber optik.

"Ternyata bisnsi ini luar biasa kami bisa lakukan tambahan menjual produk internet data dan televisi nanti muncul produk gasnet jualan gas bonus internet dan TV," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya