Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan melebarkan sayap dengan membuka penerbangan langsung dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa Ke Denpasar, Bali. Saat ini rencana tersebut masih dalam tahap pematangan.
"Kita ke depan akan ada penerbangan langsung dari AS dan Eropa ke Denpasar, Bali. Jadi bukan ke Jakarta lagi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat kerja pendapat bersama Komisi VI DPR-RI di Komplek Parlemen, Selasa (14/7/2020).
Irfan mengatakan pemilihan negara AS dan Eropa berdasarkan pada temuan oleh Tim Riset Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Dimana mayoritas wisatawan asal AS dan Eropa masih mempunyai kebiasaan menghabiskan uang yang baik di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
Sementara Garuda Indonesia memilih Denpasar, diakibatkan oleh popularitas Pulau Dewata yang telah mendunia. Bahkan, disebutkannya wisatawan asing lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia.
"Kalau image bali sebagai destinasi wisata tidak perlu diragukan lagi. Wisman juga memang lebih mengenal Bali daripada Indonesia," jelasnya.
Oleh karenanya, Garuda Indonesia terus melakukan koordinasi terkait implementasi rencana tersebut dengan Kemenparekraf dan otoritas terkait lainnya. Sehingga maskapai plat merah ini berharap rute penerbangan anyar ini akan berkontribusi positif untuk peningkatan penerimaan negara.
"Hari ini melakukan diskusi yang cukup mendalam dengan Kemenparekraf dan otoritas terkait untuk memastikan rencana ini. Garuda Indonesia ke depan lebih fokus untuk mendatangkan wisatawan yang punya spending capability yang lebih besar bagi Indonesia," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belum Pulih, Penumpang Garuda Indonesia ke Bali hanya 20 Orang
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membeberkan kondisi penerbangan sejak dilonggarkannya PSBB dan mulai dibukanya berbagai sektor bisnis untuk membangkitkan ekonomi secara perlahan di tengah pandemi.
Menurutnya, kinerja industri penerbangan belum mengalami perubahan siginifikan hingga kini. Orang-orang masih belum bepergian dan daerah-daerah terutama tujuan wisata masih membatasi pendatang untuk mencegah penularan virus.
Contohnya saja Bali. Irfan bilang, jika sebelumnya penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan frekuensi yang tinggi, maka sekarang, kondisinya berbeda.
"Kita punya penerbangan sebelum Corona ini sampai 16 kali sehari. Hari ini hanya satu (penerbangan) dan diisi hanya 15 sampai 20 orang saja," kata Dirut Garuda Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI, Selasa (7/7/2020).
Pemerintah daerah tujuan wisata seperti Bali mewajibkan pendatang memiliki hasil tes PCR sebelum datang ke sana. Hal ini dinilai membuat orang-orang enggan bepergian.
Memang, saat ini penumpang pesawat didominasi oleh mereka yang punya kepentingan pergi, misalnya pekerjaan atau bisnis.
Advertisement
Koordinasi dengan Pemda
Untuk meningkatkan minat bepergian, Irfan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk merelaksasi ketentuan masuk pendatang.
"Kita kerja sama dengan para Pemda untuk berikan relaksasi untuk masuk ke daerah masing-masing," jelasnya.