Berbagai Cobaan untuk Wisata Bali, dari Wabah sampai Bencana Alam

Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan bisnis pariwisata. Selama 4 bulan aktivitas pariwisata terus mengalami penurunan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2020, 23:16 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 23:08 WIB
new normal bali
new normal bali

Liputan6.com, Jakarta - Wisata Bali banyak sekali mendapat cobaan dalam beberapa periode ini. Namun cobaan terberat adalah cirus Corona ini. Sebelumnya, wisata Bali pernah terganggu juga mulai dari Perang Irak, Perang Teluk, Bom Bali 1 dan 2, Wabah Sars, Mers sampai meletusnya Gunung Agung.

Pasca peristiwa tersebut Bali masih bisa bertahan. Meski terjadi penurunan pendapatan.

"Pariwisata ini bisnis yang sensitif. Waktu Gunung Agung, begitu bencana udah enggak ada, normal lagi cepat sekali orang kembali berkunjung," Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam Webinar Nasional Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru, Jakarta, Rabu (22/7) .

Namun, pandemi Covid-19 meluluhlantakkan bisnis pariwisata. Selama 4 bulan aktivitas pariwisata terus mengalami penurunan.

"Tapi paling besar dan paling lama adalah akibat munculnya Covid-19. Ini mengganggu pariwisata Provinsi Bali," kata dia.

Wayan membeberkan sepanjang tahun 2019, terdapat 9,3 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung di Bali. Angka tersebut ternyata hanya 39 persen wisatawan yang datang ke Bali.

Sementara itu wisatawan nusantara yang datang keBali justru lebih banyak yakni 9,8 juta. Meski begitu, tamu mancanegara ini menyumbangkan devisa negara mencapai 41 persen.

"Kontribusi devisa wisman ke Bali 41 persen, atau Rp 116 triliun," kata Wayan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Para Pekerja di Bali

Lesunya pariwisata di Bali ini juga berdampak pada pekerja pariwisata Bali. Setidaknya ada 1,1 juta orang yang bekerja di sektor UMKM korporasi 1,1 juta orang.

Sektor pariwisata juga menyumbang 53 persen PDRB. Namun akibat virus corona ini semua terhenti dan berdampak pada roda ekonomi di Bali.

"Karena stuck otomatis ini betul-betul berdampak buruk pada aktivitas ekonomi Bali," kata dia.

Kendati demikian Wayan optimis, pariwisata di Bali akan kembali pulih seperti semula saat pandemi Covid-19 berakhir.

"Begitu covid-19 bisa ditangani dengan baik wisman akan datang kembali. Saya kira akan banyak," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya