BUMN Telah Jalankan 142.552 PCR Test hingga 26 Juli 2020

BUMN juga telah melakukan pembangunan Wisma Atlet dengan kapasitas tampung hingga 12 ribu orang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Jul 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 11:44 WIB
Wakil Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo.
Wakil Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan, BUMN telah mengadakan 142.552 PCR test Sejak awal pandemi Corona berlangsung hingga 26 Juli 2020. Langkah mengadakan PCR test ini merupakan peran serta BUMN dalam pengendalian pandemi covid-19 yang melanda Tanah Air.

“Terbesar ada di Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) Cempaka Putih, dimana kita memiliki 1 mesin PCR yang cukup besar,” ujar dia dalam Kajian Tengah Tahun INdef, Selasa (28/7/2020).

Sehingga, lanjut Kartika, diharapkan ini dapat membantu Kementerian Kesehatan dalam memberikan layanan tes yang dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

“Sehingga diharapkan dukungan kita kepada Kementerian Kesehatan maupun gugus tugas untuk memperluas jumlah masyarakat yang dites ini juga cukup signifikan,” imbuh dia.

Sebelumnya, BUMN telah melakukan pembangunan Wisma Atlet dengan kapasitas tampung hingga 12 ribu orang.

Selain itu, penyiapan Rumah Sakit khusus covid-19 di RSPJ Cempaka Putih dan RSPP Simprug.

BUMN juga penyediaan tempat tidur khusus covid-19 di seluruh rumah Sakit BUMN di Indonesia sebanyak 2.703 beds, dan 370 ruang ICU.

Kementerian dan BUMN Diminta Serap Produk UMKM Senilai Rp 400 Triliun

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan apabila setiap tahun Kementerian, lembaga, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu menyerap belanja produk UMKM, maka penyerapan tersebut bisa mencapai Rp 300-400 triliun.

Maka secara tidak langsung bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, dikarenakan permintaan (demand) mengenai produk UMKM meningkat, sehingga produk UMKM bisa terserap dengan baik karena didukung oleh pasar dalam negeri.

“Supaya nanti penyerapan belanja UMKM yang sudah diperintahkan oleh Presiden baik Kementerian, BUMN, lembaga, yang membeli produk UMKM, kalau setiap tahun ada belanja produk UMKM maka bisa serap Rp 300-400 triliun,” kata Teten dalam webinar, Kamis (9/7/2020).

Penyerapan yang ia maksud, seperti kebutuhan Kementerian, lembaga, BUMN, akan kebutuhan kantor, misalnya furniture, seragam kantor, makanan, minuman, dan keperluan lainnya yang bisa dipenuhi oleh UMKM.

“Saya kira akan menggerakkan perekonomian UMKM, jadi pendekatan kami sesuai arahan Presiden adalah market demand,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya