Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memproyeksikan Indonesia akan jatuh dalam jurang resesi tahun ini. Sebab pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi minus beruntun pada kuartal II dan III 2020.
Bhima bahkan buka kemungkinan jika ekonomi negara tetap sulit tumbuh pada 2021 mendatang. Penilaian itu diberikan akibat lemahnya penyaluran stimulus dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dilakukan pemerintah.
"Ada kemungkinan jika melihat realisasi PEN rendah. Ini tergantung dari keseriusan pemerintah dalam menurunkan kurva positif Covid-19," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Namun, Indonesia disebutnya masih punya peluang selamat dari ancaman resesi. Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan, seperti melakukan evaluasi stimulus perpajakan agar lebih berkolerasi terhadap serapan tenaga kerja.
"Sejauh ini stimulus terlalu umum khususnya insentif perpajakan kepada korporasi," ungkap Bhima.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Stimulus Ditambah
Selanjutnya, ia meneruskan, pemerintah bisa menambah stimulus kepada kaum-kaum yang perekonomiannya rentan akibat pandemi Covid-19.
"Berikan stimulus tambahan seperti subsidi gaji kepada pekerja yang rentan di-PHK, perluas bansos kepada kelas menengah rentan miskin, sebisa mungkin pemerintah mulai terapkan universal basic income secara bertahap," imbuhnya.
Terakhir, ia menyarankan pemerintah mencari pasar ekspor potensial di negara-negara yang ekonominya tetap bisa tumbuh di tengah masa krisis saat ini.
"Cari pasar ekspor yang ekonominya tidak anjlok sedalam AS. Misalnya China di kuartal dua justru tumbuh positif 3.2 persen. Artinya demand produk indonesia di China bisa segera pulih lebih cepat dari AS," tukas Bhima.
Advertisement