Pelonggaran PSBB Ancam Indonesia Masuk Jurang Resesi

Indonesia diprediksi masuk jurang resesi pada triwulan ketiga tahun ini

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Agu 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2020, 17:00 WIB
PSBB Transisi Akan Terapkan Rekayasa Lalu Lintas
Pengendara memasuki kawasan aturan ganjil-genap, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Pergub nomor 51 Tahun 2020 yang didalamnya mengatur pembatasan kendaraan dengan rekayasa ganjil-genap untuk sepeda motor dan mobil. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif pada kuartal II dan kuartal III. Dengan begitu, Indonesia bakal masuk jurang resesi pada triwulan ketiga tahun ini.

"Proyeksi Indef di kuartal ke 3 tetap akan minus. Artinya perbaikan ekonomi masih berjalan lambat," kata Bhima kepada Liputan6.com, Sabtu (1/8/2020).

Menurut dia, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang diperpanjang membuat potensi tersebut semakin besar. Sebab, ia melanjutkan, kegiatan bisnis kini masih banyak tertahan lantaran angka penyebaran yang tetap tinggi.

"Pelonggaran PSBB yang prematur terbukti blunder ke pemulihan ekonomi, karena masyarakat masih takut belanja dan kantor menjadi tempat penyebaran virus. Akibatnya pekerja juga memikirkan keselamatan dirinya jadi tidak produktif bekerja," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Realisasi Stimulus Lambat

Suasana Jam Pulang Kantor Pekerja di Jakarta
Sejumlah orang berjalan di trotoar pada saat jam pulang kantor di Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, Bhima juga menyoroti stimulus pemerintah yang pencairannya terkesan lambat dan kurang tepat sasaran. Jika kondisi ini terus dibiarkan, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan negatif di kuartal IV 2020.

"Bayangkan stimulus UMKM baru cair 25 persen. Padahal UMKM sebagai motor pemulihan dalam setiap krisis, baik 1998 dan 2008. Kondisi ini membuat resesi bisa berlanjut hingga kuartal 4," cibirnya.

 


Ekonomi di 2021

Udara Jakarta Sehat Jelang PSBB
Foto udara suasana gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Jakarta sempat menjadi kota paling berpolusi di dunia pada 29 September 2019 lalu, namun Rabu (8/4) siang ini, kualitas udara kota Jakarta membaik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bhima pun buka kemungkinan ekonomi negara tetap sulit tumbuh pada 2021 mendatang. Menurutnya, realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan perbaikan kesehatan wajib digulirkan beriringan agar Indonesia tidak terlalu larut ancaman resesi.

"Ada kemungkinan jika melihat realisasi PEN rendah. Ini tergantung dari keseriusan pemerintah dalam menurunkan kurva positif Covid-19," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya