Survei BI: Penjualan Eceran Mulai Membaik pada Juni 2020

Pada Juli 2020, kinerja penjualan eceran terindikasi terus membaik meskipun masih kontraksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 11:45 WIB
Pekerja Supermarket Ini Pasang Pembatas Plastik
Kasir supermarket menunggu pelanggan di balik tirai plastik darurat di Buenos Aires, Argentina pada 16 Maret 2020. Kasir supermarket tersebut memakai pembatas plastik untuk membuat sekat dengan pembeli guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19. (AP/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan eceran pada Juni 2020 masih mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Namun kondisi ini membaik jika dibandingkan dengan posisi Mei 2020.

"Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2020 terkontraksi 17,1persen (yoy), membaik dari kontraksi 20,6 persen (yoy) pada Mei 2020," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam siaran pers, Jakarta, Selasa, (11/8/2020).

Perbaikan penjualan eceran terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei. Di antaranya dari kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Makanan, Minuman dan Tembakau. Begitu juga dengan Peralatan Informasi dan Komunikasi.

"Hal ini terjadi sejalan dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," kata Onny.

Dia melanjutkan, pada Juli 2020, kinerja penjualan eceran terindikasi terus membaik, meskipun masih kontraksi. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR Juli 2020 sebesar -12,3 persen (yoy), membaik dari -17,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perbaikan kinerja penjualan eceran tersebut diprakirakan terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.

 

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Tekanan Inflasi

Warga Borong Sembako di Supermarket
Pengunjung memborong telur di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Senin (2/3/2020). Warga berbondong-bondong membeli bahan-bahan pokok hingga masker dan hand sanitizer setelah kabar dua warga Depok positif terinfeksi virus corona. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang hingga bulan September diprakirakan menurun. Sedangkan tekanan inflasi pada 6 bulan mendatang di bulan Desember diprakirakan meningkat.

Indikasi akan terjadinya penurunan tekanan harga tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 131,5. Lebih rendah dibandingkan dengan IEH sebelumnya sebesar 138,6.

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 6 bulan mendatang tercatat 156,1. Lebih tinggi dibandingkan dengan IEH sebelumnya sebesar 142,5. Peningkatan tersebut sejalan dengan perkiraan meningkatnya aktivitas saat HBKN Natal dan libur akhir tahun.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya