Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Smesco Indonesia meresmikan E-Brochure Produk Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Program ini untuk membantu UMKM memasarkan produknya secara digital dengan mudah.
“Ini monumental bagi kami menerbitkan Program E-Brochure, kita tahu digitalisasi sekarang ini cukup berpengaruh terhadap UMKM agar bisa mengakses pasar yang lebih luas. E-Brochure ini lebih simpel dan mudah terutama bagi UMKM yang belum siap jualan di e-commerce skala besar,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).
Hal itu bercermin dari pengalaman Kementerian Koperasi dan UKM yang giat melakukan pelatihan, pendampingan, inkubasi kepada pelaku UMKM agar onboarding di platform digital. Di mana Teten menyebut UMKM yang onboarding di platform digital tingkat kegagalannya tinggi.
Advertisement
“UMKM yang berhasil itu hanya 4-10 persen. Tidak semua UMKM bisa go digital karena kapasitas produksi mereka terbatas, sehingga permintaan yang besar mereka tidak sanggup, maka akan ditinggal oleh konsumen,” jelasnya.
Selain itu, untuk bisa mengakses pasar digital diperlukan kemampuan strategi marketing, dan mampu bertarung dengan merek-merek besar termasuk kualitas produk. Oleh karena itu, Pihaknya Bersama Smesco memberikan alternatif jualan untuk UMKM yang belum bisa bersaing di market yang besar.
“Kami coba bikin lagi dengan Smesco untuk mendorong UMKM agar punya alternatif jualan. Untuk usia-usia saya membeli di marketplace ini jadi gampang bisa langsung Whatsapp dengan penjualnya, tidak perlu menyuruh orang lain,” katanya.
Teten yakin melalui E-Brochure ini akan memberikan dampak positif bagi UMKM untuk memperluas market penjualan mereka, sehingga para pelaku UMKM bisa on boarding secara bertahap.
Nantinya, produk-produk UMKM yang tergabung dalam E-Brochure bisa dibagikan ke berbagai platform media sosial, seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
Tambah Teten, memang hingga akhir tahun 2020 pihaknya menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Pasalnya dari 64 juta UMKM, baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang sudah go digital.
“Di masa pandemi ini UMKM yang mampu bertahan dan tumbuh penjualannya itu adalah UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital, kalau dilihat datanya pada kuartal II 2019 tumbuh 21 persen, cuman memang sekarang memang baru 13 persen, target kita 20 juta lebih dari target,” pungkasnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
CEO Bukalapak: Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Peluang UMKM
Sebelumnya, CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, menilai ada peluang besar yang bisa ditangkap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada saat terjadi pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi ini menyebabkan kendala logistik di dunia, sehingga mata rantai perdagangan impor menjadi terganggu.
"Dari sisi perdagangan supply-demand ada suatu peluang yang kita lihat. Sebenarnya ini peluang untuk UMKM kita untuk mulai produksi barang-barang yang biasanya diimpor dari luar negeri," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, pada Selasa 18 Agustus 2020.
Kendati demikian, dirinya mengakui masih banyak kendala bagi UMKM di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sebab, ada UMKM yang bisa bikin produknya, namun secara kualitasnya kurang baik.
"Atau kualitasnya baik non supply-nya kurang abis itu tidak terlalu strong nah salah satu yang sempat kita ibaratnya dorong barang dengan pemerintah dan sektor swasta terutama teknologi company juga kita barang-barang bikin nih gerakan bangga buatan Indonesia," kata dia.
Inisiasi gerakan bangga buatan Indonesia sendiri merupakan salah satu uapaya pemerintah dan pengushaha hingga stakeholder lain untuk mendukung UMKM. Dengan demikian, para UMKM ini bisa kembali tumbuh dan menjadi roda penggerak ekonomi.
"Akhirnya kita buat gerakan itu bareng-bareng disitu ada gerakan nasionalnya dibuat logonya bareng kita push barang masing-masing. Kita di platform misalnya di kami kita buat kurasi barang-barang Indonesia di situ kita market promo dibuat disitu sehingga pesan ini relatif lebih terstruktur dan terorganisir," jelas dia
"Kalau di Bukalapak kita juga bikin-bikin tambahan komponen Rabu lokal. Setiap Rabu kita bikin event di mana pegawai kita minta untuk beli barang yang lokal kalau bisa dari ujung kaki sampai ujung rambut," sambung dia.
Advertisement