Gagal Panen Karena Kekeringan, Kementan Ajak Petani Bogor Segera Urus Klaim Asuransi

Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengajak petani yang telah mengikuti asuransi pertanian untuk mengurus klaim.

oleh Gilar Ramdhani pada 02 Sep 2020, 19:31 WIB
Diperbarui 02 Sep 2020, 19:30 WIB
Area pesawahan di wilayah Wanaraja Garut, nampak mulai mengalami kekeringan akibat kemarau panjang tahun ini
Penampakan area pesawahan yangmengalami kekeringan akibat kemarau panjang. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Bogor Pertanian di Kabupaten Bogor menjadi salah satu yang terdampak kekeringan. Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengajak petani yang telah mengikuti asuransi untuk mengurus klaim. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian harus terus berjalan dalam kondisi apa pun. 

"Pertanian itu harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Artinya, pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah. Jika ada lahan yang gagal panen akibat kekeringan, segera urus klaim. Petani yang belum ikut asuransi harus segera ikut biar tidak mengalami kerugian," tuturnya. 

Hal senada disampaikan Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy. 

“Salah satu keuntungan dari asuransi adalah memberikan ketenangan bagi para petani untuk beraktivitas.  Petani tidak perlu khawatir akan gangguan seperti perubahan cuaca, banjir, kekeringan, serangan hama, dan lainnya. Karena semua itu di-cover dengan asuransi. Jika terjadi gagal panen, mereka bisa klaim dan bisa bersiap menanam lagi,” tuturnya. 

Sarwo Edhy menambahkan, asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang karena, asuransi termasuk salah satu komponen dalam manajemen usaha tani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen. 

 

167 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

"Apabila usaha tani atau ternak mengalami gagal panen, petani akan mendapatkan penggantian atau klaim dari perusahaan asuransi. Sehingga, ada jaminan terhadap keberlangsungan usaha tani dan tidak terjadi gagal bayar terhadap kreditnya," katanya. 

Kabupaten Bogor sendiri sudah didera kekeringan sejak awal Agustus. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty, mengatakan kekeringan paling parah melanda wilayah timur Kabupaten Bogor, terutama, Kecamatan Jonggol dan Cariu.

Menurut dia, kekeringan di timur lebih parah karena tidak ada sumber airnya. 

Distanhorbun mencatat, 167 hektar sawah di Kecamatan Jonggol terancam gagal panen musim ini. Hal ini, sambung Siti, akan terjadi jika dalam dua pekan kedepan tak hujan.

Meski demikian, dia mengingatkan, para petani yang terdaftar dalam program Kartu Asuransi Tani akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp6.000.000 per hektar sawah.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya