Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan program magang untuk cetak wirausaha baru dikalangan pemuda dan pelajar.
"Program magang ini dilaksanakan untuk menumbuhkan wirausaha baru di kalangan pemuda dan pelajar," kata Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, dalam acara pembukaan peran serta dunia usaha dalam kegiatan magang bagi pemuda, di Bandung, Senin (28/9/2020).
Lanjutnya, program ini sebagai upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan sehingga tercipta peluang lapangan kerja. Sasaran program ini untuk mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang mampu menggerakan ekonomi masyarakat.
Advertisement
Arif menekankan, penumbuhan wirausaha baru tersebut memerlukan tahapan-tahapan proses yang tidak instan. Diperlukan adanya perubahan pola pikir generasi muda, peningkatan motivasi berwirausaha, minat, semangat, serta cara-cara memulai wirausaha.
“Proses perubahan ini dapat dilakukan melalui kegiatan konkrit. Salah satunya melalui kegiatan magang bagi pemuda. Dalam kegiatan ini para pemuda akan ditempatkan dan belajar secara langsung pada pelaku usaha selama periode waktu tertentu,” ujarnya.
Menurut Arif, program magang ini untuk memberikan pengalaman dan menjembatani pemahaman para pemuda terhadap aktivitas dunia kerja dan dunia usaha dengan cara bekerja secara paruh waktu selama jangka waktu tertentu.
Selain itu, mereka juga akan mendapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang tertentu agar memiliki daya saing untuk menjadi pekerja profesional maupun wirausahawan di masa yang akan datang.
"Program magang ini difokuskan untuk pelajar lulusan SMA/sederajat, mahasiswa, lulusan perguruan tinggi, dan masyarakat pelaku UKM yang berusia maksimal 40 tahun," jelas Arif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengangguran
Hal ini dilakukan mengingat tingginya jumlah pengangguran dari kalangan tenaga terdidik yaitu lulusan SLTA atau sederajat yang merupakan kaum muda Indonesia yang masih kurang berminat untuk menjadi wirausaha.
Penyebabnya, menurut Arif, sistem pendidikan nasional yang kurang memberikan pengetahuan soft-skill, adanya budaya dalam masyarakat, dan tidak memiliki entrepreneurship dimana pada umumnya orang tua berkeinginan anaknya setelah menyelesaikan pendidikan menjadi seorang pegawai/karyawan.
Dirinya berharap, program magang ini dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi para peserta, calon wirausaha baru, tetapi juga Bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil tempat magang. Sehingga dapat tercipta interaksi dengan para pemuda, sarjana, dan narasumber yang akan memperkaya metode dan alat di dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Serta meningkatkan kredibilitas dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta sebagai sarana untuk mengidentifikasi peserta potensial untuk dijadikan mitra usaha maupun karyawan dalam pengembangan usahanya.
Advertisement