Liputan6.com, Jakarta Kerja keras petani berbuah manis, salah satunya petani milenial asal Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, kabupaten Pasuruan yang sukses memetik hasilnya dalam mengembangkan komoditas perkebunan khususnya kopi.
Heri Tahan Muji (36), salah petani milenial yang giat dan tekun melaksanakan program yang diberikan oleh Ditjen perkebunan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.
Menurut Kresno Suharto Kepala BBPPTP Surabaya, bahwa pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya memilih kelompok tani Candi Mulyo untuk bergabung dalam program Sertifikasi Desa Pertanian Organik berbasis komoditas perkebunan.
Advertisement
Ada berbagai kegiatan pembinaan di kelompok tani ini, mulai dari budidaya, pengendalian hama dan penyakit secara organik, peralatan pasca panen dan pemasaran telah diberikan kepada Kelompok Tani Candi Mulyo.
Heri Tahan Muji merupakan Anggota kelompok tani Candi mulyo yang merupakan Binaan Ditjen Perkebunan pada program Sertifikasi Desa Pertanian Organik berbasis komoditas perkebunan. “Saya menanam kopi mulai tahun 2002 sampai sekarang,” ujar Heri saat dihubungi oleh tim POPT BBPPTP Surabaya (5/10).
Heri menuturkan bahwa dirinya mulai menanam kopi bersama anggota kelompok tani lainnya mulai dari luasan 1 ha dan saat ini telah mencapai 15 ha.
Omzet Ratusan Juta
Pada awalnya kelompok tani Candi Mulyo ini menjual kopi dalam bentuk buah ceri kepada tengkulak dengan harga yang relatif murah.
Untuk robusta dihargai Rp5 rb/kg dan arabika dihargai Rp8 rb/kg, kami menjual kopi dalam bentuk buah ceri karena tidak memiliki pengetahuan serta peralatan pasca panen.
Pelan tapi pasti, Heri yang ditugasi oleh Kelompok tani candi mulyo dibagian pasca panen dan pemasaran kini membuktikan dapat menghasilkan kopi dengan berbagai jenis olahan. Mulai dari natural, semiwash, fullwash, wine dan honey baik robusta maupun arabika.
Semua hasil panen kopi anggota kelompok tani dibeli oleh Heri untuk diproses hingga menjadi kopi yang enak dan nikmat. Dalam satu bulan heri mampu menjual kopi hingga 2500 kg/bulan dengan omset rata-rata Rp100 jutaan.
Advertisement
Buka Lapangan Kerja Baru
Selain itu turut membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu dan pemuda masyarakat sekitar untuk membantu dalam proses pasca panen mulai dari sortasi buah, fermentasi, soratasi biji, sangrai, packing, promosi dan pemasaran.
Heri memberi nama kopinya dengan merek Kopi Lesung Arjuno. Kopi ini memiliki kualitas premium yang ditanam di lereng gunung arjuno dengan ketinggian 1300 mdpl menjadikan rasa kopi yang khas dan berkarater. Kopi lesung dibudidayakan oleh Kelompok Tani Candi Mulyo dan saat ini telah mendapatkan sertifikat Organik berstandar Eropa.
Bayu Aji Nugroho selaku POPT BBPPTP Surabaya dan pendamping Desa organik mengatakan bahwa untuk mencapai ini dibutuhkan komitmen dan sinergi yang solid dari seluruh anggota kelompok tani. Perlunya anak muda seperti heri ini karena sangat menginspiratif, dapat memotivasi dan tekun mengembangkan kopi sehingga dapat menghasilkan kopi yang berkualitas dan menambah pendapatan petani.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, pada peringatan Hari Tani Nasional di Jakarta, September (24/9) menyatakan bahwa peran petani milenial amat dinanti negara untuk bisa menciptakan inovasi pertanian dari hulu ke hilir, sehingga menciptakan nilai tambah komoditas pertanian. Para petani milenial harus terus didukung agar bisa memacu tumbuhnya petani-petani muda yang baru.