Demo UU Cipta Kerja Rusuh, Transaksi Pasar Modal Justru Positif

Unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang berujung kericuhan ramai mewarnai laman pemberitaan dalam sepekan terakhir.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Okt 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 15:30 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa penolakan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja yang berujung kericuhan ramai mewarnai laman pemberitaan dalam sepekan terakhir. Namun demikian, situasi tersebut nampaknya tidak cukup berpengaruh pada pergerakan data perdagangan di Pasar Modal Indonesia, yang ditutup pada zona positif akhir pekan ini.

Dalam laporan yang dikeluarkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan tertinggi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa tercatat melonjak tajam sebesar 24,22 persen menjadi Rp 8,335 triliun, dari Rp 6,710 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

"Kemudian dikuti oleh kenaikan sebesar 4,65 persen pada rata-rata volume transaksi menjadi 11,024 miliar saham dari 10,534 miliar saham sepekan yang lalu," kata Sekertaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020).

Selain itu, Yulianto melanjutkan, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan ini meningkat 2,58 persen menjadi Rp 5.877,468 triliun dari Rp 5.729,839 triliun pada pekan lalu.

Data Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada penutupan pekan ini juga mengalami peningkatan 2,58 persen menjadi 5.053,663 dari posisi 4.926,734 pada penutupan pekan sebelumnya.

Sedangkan data rata-rata frekuensi harian selama sepekan terakhir mengalami perubahan sebesar 6,16 persen menjadi sebesar 578,849 ribu kali transaksi, dari 616,832 ribu kali transaksi di pekan sebelumnya.

Selama periode 5 – 9 Oktober 2020, di pasar modal, dua Obligasi Berkelanjutan dan dua Sukuk Ijarah mulai dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia. Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2020 ini mencapai 85 emisi dari 54 Perusahaan, tercatat senilai Rp 67,62 triliun.

"Dengan pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 466 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 441,04 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan oleh 127 perusahaan tercatat," terang Yulianto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Surat Berharga Negara

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 114 seri dengan nilai nominal Rp 3.473,40 triliun dan USD 400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 7,28 triliun.

Adapun dari sisi investor asing pada Jumat (9/10/2020) kemarin mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 89,53 miliar. Sedangkan sepanjang 2020 ini mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 45,953 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya