Ada Ancaman La Nina, Petani Bantul Diminta Cermat dan Manfaatkan Asuransi

Imbauan disampaikan ke petani Bantul agar lebih cermat dan memanfaatkan asuransi untuk mencegah terjadinya kerugian.

oleh Reza diperbarui 19 Okt 2020, 16:14 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 16:14 WIB
Banner Infografis Waspada Bencana Alam Akibat La Nina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Waspada Bencana Alam Akibat La Nina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta Imbauan untuk mewaspadai ancaman anomali iklim La Nina kembali disampaikan Kementerian Pertanian. Kali ini imbauan disampaikan ke petani Bantul agar lebih cermat dan memanfaatkan asuransi untuk mencegah terjadinya kerugian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan potensi ancaman ini harus disikapi serius oleh petani.

“Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan pernyataan mengenai potensi La Nina. Potensi ini akan sangat mengganggu pertanian. Oleh sebab itu, petani harus cermat memilih waktu tanam, memaksimalkan water management, dan tentunya memanfaatkan asuransi sebagai langkah antisipasi jika terjadi gagal panen,” tuturnya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan asuransi menjadi pilihan terbaik jika terjadi gagal panen.

“Asuransi itu sifatnya antisipasi, menjaga jika ada ancaman yang membuat gagal panen. Oleh karena itu, saat memasuki musim tanam, ada baiknya petani juga mengasuransikan lahan. Apalagi BMKG sudah mengeluarkan pernyataan tentang anomali iklim La Nina yang bisa mengganggu pertanian,” terangnya.

Sarwo Edhy menambahkan, asuransi pertanian adalah bagian dari mitigasi bencana yang bisa dimanfaatkan petani.

“Asuransi akan meng-cover kerugian pada lahan-lahan yang gagal panen. Baik akibat serangan hama dan penyakit, bencana alam, perubahan iklim maupun cuaca ekstrim seperti La Nina. Dengan asuransi, petani tidak perlu khawatir lagi jika gagal panen. Bahkan mereka akan memiliki modal untuk tanam lagi,” katanya.

Imbauan juga disampaikan Kasi Produksi Pertanian Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (P2KP) Bantul, R Bimo Ari Wibowo. Ia meminta petani untuk lebih bersabar dan tidak terburu-buru bercocok taman, menyusul adanya dampak fenomena anomali iklim La Nina.

“Kami minta petani jangan terburu-buru menanam. Kami sendiri masih terus memantau perkembangan dari BMKG,” kata Ari Wibowo.

Sedangkan Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengungkapkan musim hujan ditambah fenomena La Nina akan menambah intensitas curah hujan hingga 40%. Pada dasarian III Oktober, musim penghujan akan memasuki wilayah Kota Jogja, Bantul, dan Sleman bagian selatan.

Jika bersamaan dengan adanya La Nina, BMKG memperkirakan akan terjadi cuaca ekstrem, yang ditandai hujan lebat, angin kencang lebih dari 45 km/jam, dan petir.

Pada cuaca normal, curah hujan yang terjadi dalam sehari adalah 50 milimeter.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya