3 Kelemahan UMKM yang Bisa Dibantu oleh BUMN

Saat ini pelaku UMKM tengah dihadapkan pada tiga persoalan besar. Pertama, adanya kesulitan akses permodalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 14:40 WIB
Logo baru Kementerian BUMN
Logo baru Kementerian BUMN

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk bisa lebih berperan untuk membantu bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah Pandemi Covid-19. Cara yang bisa digunakan adalah melibatkan UMKM dalam proses produksi.

"Kita berharap bahwa BUMN akan menciptakan ekosistem bagi UMKM untuk bisa terlibat dalam bisnis inti untuk keberlanjutan. bukan sekedar program Corporate Social Responsibility (CSR)," ujar Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza, Selasa (3/11/2020).

Faisol mengatakan, saat ini pelaku UMKM tengah dihadapkan pada tiga persoalan besar. Pertama, adanya kesulitan akses permodalan, sehingga BUMN di sektor perbankan diharapkan lebih membantu pelaku UMKM dalam memberikan kemudahan pengajuan kredit permodalan.

Kedua, rendahnya kualitas produk UMKM. Alhasil BUMN diminta memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM terkait mekanisme kegiatan produksi yang baik. "Ini akan membuat produk UMKM lebih berdaya saing," jelas dia.

Terakhir, lemahnya penetrasi pasar oleh pelaku UMKM domestik. Menyusul mayoritas pelaku UMKM masih belum tergabung ke dalam ekosistem digital.

"Maka BUMN diharapkan dapat membantu sebanyak mungkin pelaku UMKM untuk pemanfaatan digitalisasi, sehingga akan mempeluas akses pasar," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dukungan Menteri

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen untuk mendukung para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di masa sulit akibat pandemi Covid-19. Di antaranya melalui penyediaan infrastruktur, pendanaan, dan kemudahan akses pasar.

"Tentunya saya dari BUMN, kita justru pada saat ini ingin mendukung UMKM di dalam tiga hal. Pertama, penyiapan infrastruktur, kedua yakni pendanaan, dan ketiga adalah pasar atau market," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam Festival UMKM oleh Kumparan, pada Rabu 28 Oktober 2020.

Erick mengatakan terkait infrastruktur, Kementerian BUMN mendapatkan tugas dari negara untuk terus aktif membangun infrastruktur penunjang. Diantaranya jalan tol, digitalisasi, termasuk PT Telkom membangun pusat data, kecerdasan buatan, dan sebagainya.

Kemudian terkait pembiayaan, dia menyebut Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) telah memaksimalkan penyaluran kredit. Akan tetapi, kedepan perlu ditingkatkan kolaborasi untuk bagaimana nantinya anggota bank himbara, Pegadaian, dan PNM menyediakan satu data bagi sektor usaha mikro.

"Mengingat terdapat juga beberapa UMKM yang unbankable. Kita juga mendukung dalam hal tersebut," ucapnya.

Untuk meningkatkan akses pasar UMKM, Kementerian BUMN telah bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Setidaknya, 40 hingga 80 persen produk yang dipajang di Sarinah nantinya adalah produk lokal.

"Kita kolaborasi dengan Pak Teten (Menkop UKM), Pak Wishnutama (Menparekraf). Pak Teten tugasnya salah satu membantu UMKM ini dari segi pengertian market dan lainnya. Kami di BUMN akses pasar, karena itu kemarin Sarinah kita jadikan bagaimana itu 40-80 persen local brand," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya