Siap-Siap Resesi, Seluruh Komponen PDB di Kuartal III Masih Negatif

Indonesia di ambang resesi. Hal ini lantaran banyak pihak yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III masih minus

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 11:20 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Anak-anak bermain di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia di ambang resesi. Hal ini lantaran banyak pihak yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III masih minus.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, memperkirakan seluruh komponen penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) masih akan negatif di kuartal III-2020. Menurut dia, hanya konsumsi pemerintah yang akan tumbuh secara signifikan.

"Berdasarkan estimasi kami, untuk kuartal III nanti, hampir seluruh komponen PDB masih akan negatif," kata dia dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11/2020).

Dia mengatakan, peran belanja pemerintah memang sangat sentral dalam kondisi saat ini, bahkan tidak seperti yang lainnya. Sehingga belanja pemerinntah mejadi satu-satunya komponen yang akan tumbuh di kuartal III-2020 dan menjadi penahan resesi.

"Ini disebut sebagai belanja negara sebagai instrumen countercyclical yang dapat mendorong proses pemulihan ekonomi," kata dia.

Sebelumnya, Febrio memperkirakan yang mungkin bisa tumbuh positif hingga akhir tahun hanyalah pengeluaran pemerintah saja. Oleh karenanya, belanja pemerintah harus digenjot pada sisa kuartal selanjutnya, yakni III dan IV.

"Jadi, ini benar-benar harus digenjot untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Q3 dan Q4," ucap dia.

Di samping itu, pemerintah juga terus melakukan evaluasi terhadap program ekonomi nasional yang tidak berjalan. Beberapa program yang dianggap sulit dalam implementasi di lapangan terus diperbaiki pemerintah.

"Dari evaluasi kita minggu ke minggu kita lihat mana yang jalan dan tidak. Penyerapan yang cepat harus diutamakan agar pemanfaatannya optimal. Meski demikian ada masalah mengenai data yang belum optimal," jelas dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Resesi di Depan Mata, Apa Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Aktivitas warga di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jelang pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020, sejumlah pihak angkat bicara. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 minus 3 persen.

Jika mengacu apa yang disampaikan Jokowi, maka Indonesia dipastikan resesi. Sebab, mengalami penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut. Sebelumnya, pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia tercatat minus 5,23 persen.

Senada dengan Jokowi, Ekonom Senior Piter Abdullah mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 diperkirakan minus, angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan pada kuartal II-2020.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal III saya perkirakan kembali minus di kisaran -3 persen. Tetap minus, tetapi lebih baik dibandingkan kuartal II,” kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (3/11/2020).

Lebih lanjut, Piter mengatakan bahwa resesi bagi Indonesi hanya stempel saja. Hal ini lantaran selama pandemi covid-10 berlangsung di Indonesia, dampaknya sudah terasa. Seperti pengangguran dan kemiskinan. Sehingga, jika secara teknik resesi baru akan terjadi saat ekonomi kuartal III-2020 dinyatakan negatif, maka keadaannya tak jauh berbeda dari saat ini.

“Menurut saya, resesi tidak berdampak ke depan. Karena kejadian ya sudah berlalu. Perekonomian kita ke depan lebih dipengaruhi oleh kondisi kita di waktu yang akan datang, khususnya terkait pandemi,” kata Piter.

Menurut dia, meski terjadi resesi, tapi jika pandemi dapat segera ditangani, maka perekonomian kuartal IV-2020 akan jauh lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya