Indonesia Resesi, Pengusaha Minta Pemerintah Berikan Stimulus

Pengusaha minta pemerintah memberikan stimulus kepada dunia usaha untuk membantu Indonesia bangkit dari resesi.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Nov 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 15:00 WIB
Indonesia Bersiap Alami Resesi
Pejalan kaki melintasi lajur penyebrangan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23//9/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyarankan 3 hal yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi untuk selanjutnya bisa tumbuh positif kembali, salah satunya dengan memberikan stimulus untuk menengah atas (pengusaha).

Wakil Ketua APINDO Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam, mengatakan pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi di kuartal III 2020, lantaran jumlah kasus covid-19 masih tinggi di kisaran 4000 kasus per hari.

“Pandemi ini harus segera mencapai titik puncak, artinya menunjukkan angka penurunan. Nah akhir minggu ini sudah bagus ada penurunan, yang tadinya 4000 kasus kini 2000 kasus, begitupun di Jakarta yang tadinya diatas 1000 kasus juga turun,” kata Bob kepada Liputan6.com, Jumat (6/11/2020).

Jika kasus covid-19 di Indonesia masih tinggi, Indonesia tetap berada di zona pesimis, sebaliknya jika kasusnya menurun maka besar kemungkinan Indonesia masuk kembali ke zona optimis.

Oleh karena itu, Bob menyarankan 3 hal agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia membaik. Pertama, pemerintah harus bergerak cepat menangani kasus covid-19 untuk seterusnya. Ia menilai saat ini kasus sudah mulai menurun, berarti Pemerintah tinggal mempercepat saja penanganannya.

“Kita itu sangat tergantung untuk mendorong konsumsi bagaimana pengelolaan pandemi covid-19, karena salah satu alasan orang mengurangi konsumsi karena dia tidak confidence dengan ekonomi ke depan lantaran pandemi belum menunjukkan titik puncaknya,” ujarnya.

Kedua, ia menyarankan agar memberikan stimulus ekonomi untuk kalangan menengah atas (pengusaha). Bob mengatakan stimulus yang diberikan untuk masyarakat kalangan bawah sudah bagus. Namun untuk kalangan menengah atas belum terasa.

“Stimulus ekonomi untuk masyarakat bawah ini sudah bagus. Tapi stimulus ekonomi untuk masyarakat menengah atas itu belum, padahal 70 persen konsumsi tergantung menengah atas,” katanya.

Ketiga, akselerasi belanja pemerintah dipercepat. Menurutnya saat ini belanja pemerintah realisasinya masih rendah padahal kini sudah memasuki bulan November.

“Kalau kombinasi itu dijalani dengan baik kita yakin bisa mengurangi potensi minus, bahkan tahun depan kita bisa tumbuh positif. Jadi ekonomi kita kedepan sangat tergantung kembali lagi bagaimana  penanganan covid supaya bisa menunjukkan penurunan dan optimisme meningkat,” pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Demi Bangkit dari Resesi, Pemerintah Tuntaskan Belanja Anggaran di Kuartal IV 2020

Indonesia Bersiap Alami Resesi
Pedagang minuman keliling melintas di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (23//9/2020). Menkeu Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020. Kondisi ini akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta menyatakan, pemerintah berkomitmen untuk menuntaskan seluruh belanja APBN hingga penghujung 2020. Hal ini demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi 2020.

"Arahan Presiden Jokowi yang terus-menerus terhadap para menteri untuk mengefektifkan anggaran terbukti mampu memulihkan perekonomian," ujar Arif dalam keterangan tertulis, Kamis (5/11/2020).

Optimisme pun dilontarkannya lantaran belanja pemerintah pada triwulan III 2020 mampu tumbuh 9,76 persen dan memberi kontribusi senilai 9,69 persen terhadap output perekonomian.

Secara total, pemerintah hingga kuartal ketiga 2020 telah membelanjakan anggaran senilai Rp 1.840,9 triliun, setara 67,2 persen dari total belanja negara. Angka ini naik 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2019 lalu.

"Pada kuartal keempat, sisa anggaran akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian. Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat," ungkap dia.

Arif menilai, perekonomian nasional pada triwulan ketiga tahun ini telah mengalami banyak perbaikan dan kemajuan dibandingkan dengan kuartal II 2020.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya berbagai perbaikan di tengah ekonomi yang terkontraksi. Seperti sektor konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2020 yang tercatat secara tahunan tumbuh -4,04 persen.

Sementara dari sektor perdagangan internasional, ekspor mengalami pertumbuhan -10,82 persen dengan laju penurunan impor yang lebih besar yakni -21,86 persen.

"Kita optimis, pemulihan pertumbuhan ekonomi akan berada di trek yang tepat," tukas Arif. 

Realisasi Serapan Anggaran PEN Terus Meningkat

Gunadi Sadikin
Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin optimis dapat merealisasikan target penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2020 saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Realisasi serapan program pemulihan ekonomi nasional meningkat sangat signifikan di penutupan kuartal ketiga. Dari pagu Rp 695,2 triliun, anggaran yang telah terealisasi senilai Rp 318,5 triliun atau sekitar 45,8 persen.

Serapan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia.

“Dari enam program pemerintah, penyerapan di empat program prioritas yang menjadi fokus Satgas PEN naik secara signifikan. Perlindungan Sosial, Dukungan UMKM, Sektoral K/L dan Pemda serta Pembiayaan Korporasi. Realisasi penyerapan anggaran mencapai Rp 268,49 triliun per 30 September 2020, naik Rp 151,10 triliun dari posisi minggu keempat Juli sebesar Rp 117,39 triliun. Kami berharap sampai akhir tahun 2020 ini, seluruh anggaran dana PEN dapat kita salurkan,” jelas Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin pada acara konferensi pers yang dilaksanakan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/10/2020) kemarin.

“Pertambahan serapan minggu per minggu yang kita pantau menunjukkan hasil yang sangat signifikan terhadap penyerapan, utamanya empat sektor yang jadi prioritas kita,” ujarnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, distribusi anggaran perlindungan sosial telah terserap 77,01 persen atau terealisasi senilai Rp 157,03 triliun dari pagu Rp 203,90 triliun.

Program UMKM telah menyerap 68,72 persen atau Rp 84,85 triliun dari pagu Rp 123,47 triliun. Sektor kementerian, lembaga dan pemda terealisasi 25,08 persen atau Rp 26,61 triliun dari pagu Rp 106,11 triliun. Sementara pembiayaan korporasi akan mulai direalisasikan Oktober ini.

“Seperti arahan Pak Presiden, kesehatan pulih ekonomi bangkit. Jadi program kita perluas agar menimbulkan rasa aman dan berharap ekonomi dapat berputar kembali. Tetapi tentu saja protokol kesehatan harus dijalankan secara konsisten, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan agar roda ekonomi berputar dan kita dapat bangkit kembali,” katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya