Pengusaha Perempuan Dominasi Industri Kreatif di Indonesia

Pengusaha perempuan dan perannya sangat strategis sebagai pahlawan ekonomi khususnya di sektor Koperasi dan UKM

oleh Tira Santia diperbarui 02 Des 2020, 12:55 WIB
Diterbitkan 02 Des 2020, 12:55 WIB
Pojok UMKM Cibodas Dibangun Bantu Promosi Produk
Pedagang menata dagangannya di Pojok UMKM, Kota Tangerang, Jumat (22/8/2020). Pemerintah daerah setempat meluncurkan Pojok UMKM Cibodas dalam rangka membantu pelaku usaha mempromosikan hasil produknya demi meningkatkan perekonomian wilayah di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut pengusaha perempuan dan perannya sangat strategis sebagai pahlawan ekonomi khususnya di sektor Koperasi dan UKM, apalagi saat ini, perkembangan ekonomi syariah dan pengusaha perempuan sangat pesat.

“Indonesia berada pada ranking 4 industri pariwisata halal, ranking 3 untuk fesyen muslim, dan ranking 5 untuk keuangan syariah. Namun, untuk produk makanan halal, Indonesia belum masuk 10 besar ini berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report 2019-2020,” kata Teten Masduki dalam Muktamar II Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia yang digelar secara daring, Rabu (2/12/2020).

Data BPS saat ini menunjukkan 43,45 persen pengusaha UMKM nonpertanian adalah perempuan. Database KemenkopUKM juga menunjukkan dari total 123.048 koperasi aktif sejumlah 11.458 adalah Koperasi Wanita.

Menurutnya, ekonomi industri kreatif perempuan pun menjadi pemeran utama. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, pengusaha perempuan masih memimpin, yakni dengan persentase sebesar 54,96 persen.

“Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang didirikan untuk meningkatkan peran Pengusaha Muslimah, peran IPEMI sangatlah penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, menuju kemandirian ekonomi yang berkepribadian Indonesia dan berakhlakul karimah,” katanya.

Kata Teten Masduki, Pemerintah perlu bersinergi dengan IPEMI untuk mendorong perempuan masuk dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.

”Terakhir, kepada seluruh peserta selamat melaksanakan Muktamar, membentuk jaringan yang lebih kuat dan semoga program yang telah dilaksanakan seperti Gallery IPEMI, Salon Muslimah, Media Majalah IPEMI dan Pendidikan Pelatihan Manajemen Usaha dapat terus dikembangkan untuk mendorong UMKM wanita semakin berdaya saing,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Teten Masduki menekankan bahwa pemerintah di tengah pandemi menawarkan berbagai kemudahan melalui UU Cipta Kerja dan pemerintah terus melakukan upaya akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi Koperasi dan UMKM.

Tiga transformasi yang dimaksud kata Teten yakni transformasi ke sektor formal. Pelaksanaan Kebijakan Satu Pintu/one gate policy khususnya terkait kemudahan perizinan usaha termasuk Perizinan Tunggal, Data Tunggal, dan lain-lain.

Kedua yakni transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, melalui pengembangan inkubasi bisnis UMKM berkolaborasi dengan pilar pentaheliks, salah satunya Perguruan Tinggi serta mengoptimalkan agregator dan enabler.

Ketiga transformasi ke rantai nilai (value chain) berdasarkan klaster, kawasan, dan komoditas unggulan.

Ia mencontohkan misalnya melalui program korporatisasi petani/nelayan; belanja barang pemerintah dan BUMN; serta kemitraan usaha strategis baik dengan koperasi maupun usaha besar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 Hal Penting yang Mampu Dorong UMKM Go Digital

Berburu Aneka Produk di UMKM Export BRILian Preneur 2019
Pedagang kerajinan menunggu pembeli saat pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 berlangsung hingga 22 Desember. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan ada tiga hal yang penting dicermati dalam upaya mendorong UMKM go digital. Tiga hal tersebut meliputi kapasitas usaha, kualitas produk, dan literasi digital.

“Kapasitas usaha dari sisi UMKM harus berproduksi dalam skala besar dan ekonomis, kemudian kualitas produk agar bisa bersaing dengan produk usaha besar di marketplace, dan literasi digital sebagai kemampuan UMKM “melek digital” seperti mengoperasikan perangkat, aplikasi, platform digital, dan lain-lain,” kata Teten Masduki, Jumat (27/11/2020).

MenkopUKM Teten Masduki berharap jejaring komunitas kreatif Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dapat mengambil peran aktif dalam membantu UMKM agar hadir dalam ekosistem digital mulai dari daerah.

“Mari kita dampingi UMKM di kota dan kabupaten masing-masing dalam upaya mencari potensi pasar baru, menemukan model bisnis inovatif,” katanya.

Dalam kesempatan itu Teten mengucapkan selamat kepada Indonesia Creative Cities Network atau ICCN atas penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival 2020 yang pada tahun ini diselenggarakan di Bali.

Ia ingin agar momentum ini dapat dirayakan bersama sebagai bentuk konkrit sinergi antara komunitas, pelaku usaha, akademisi, pemerintah pusat dan daerah, serta media dalam upaya bersama memajukan UMKM Indonesia khususnya yang berkarya di ekonomi kreatif.

“Saya juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan Bank Indonesia yang telah mendukung kegiatan ICCF. Besar harapan saya agar sinergi, kerja sama dan kolaborasi bersama dalam upaya mengembangkan UMKM tanah air bisa terus kita tingkatkan,” ujar MenkopUKM.

Infografis Protokol Kesehatan

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan
Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya