Cerita Banpres Produktif Mampu Bangkitkan Bisnis Ikan Louhan di Kuningan

Ikan Louhan yang dibudidaya Een bersama putranya sudah menembus pasar luar Kuningan, seperti NTB, Lampung, Bekasi, Surabaya, dan Riau.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Des 2020, 10:53 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 10:52 WIB
Een Sukreno (56 tahun) tak pernah menyangka bisnis budidaya ikan Lohan yang sudah digeluti selama 10 tahun mengalami penurunan penjualan secara drastis diterpa dampak pandemi Covid-19.
Een Sukreno (56 tahun) tak pernah menyangka bisnis budidaya ikan Lohan yang sudah digeluti selama 10 tahun mengalami penurunan penjualan secara drastis diterpa dampak pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Een Sukreno (56 tahun) tak pernah menyangka bisnis budidaya ikan Louhan yang sudah digeluti selama 10 tahun mengalami penurunan drastis. Hal ini terjadi sebagai dampak pandemi Covid-19 ke sektor ekonomi.

"Dalam kondisi normal, saya bisa meraih pendapatan tak kurang dari Rp 2 juta sebulan. Bahkan, bisa mencapai Rp 4 juta bila terjual ikan Louhan ukuran besar," kata Een perempuan asal Awirarengan, Kuningan, Jawa Barat, tersebut, Kamis (3/12/2020).

Ikan Louhan yang dibudidaya Een bersama putranya, sudah menembus pasar luar Kuningan. Seperti NTB, Lampung, Bekasi, Surabaya, dan Riau. Belum lama, ada juga datang untuk membeli benih Louhan dalam jumlah besar dari Majalengka dan Cianjur.

Bahkan dirinya pernah mendapat pesanan dari India namun tidak bisa dipenuhi karena takut risiko benih Louhan mati saat perjalanan pengiriman ke sana.

Een menambahkan, kenapa dirinya memilih bisnis budidaya ikan Louhan karena faktor harganya yang terus tinggi. Untuk setiap tiga ekor benih Louhan dibandrol seharga Rp 100 ribu. Kalau sudah jadi, ikan kecil Louhan dihargai Rp 150 ribu per ekor.

"Yang ukuran sedang harganya bisa mencapai Rp 700 ribu. Sedangkan yang ukuran besar, tak kurang dari harga Rp 2 juta," ucapnya.

Menurut Een, sekali belanja benih ikan Louhan, dirinya harus merogoh kocek sebesar Rp 5 juta. Belum lagi dengan pembelian peralatan budidaya seperti akuarium dan alat-alat lainnya.

Dalam memasarkan ikan Louhan, selain banyak yang datang ke rumahnya yang menjadi tempat usaha, tak sedikit juga yang memesan via digital atau online.

"Anak saya yang tugasnya memasarkan lewat online," kata Een.

Kisah manis itu sempat terhenti karena dampak dari pandemi yang melanda Indonesia, termasuk wilayah-wilayah yang selama ini rutin memesan benih dan ikan Louhan dari dirinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Banpres Produktif Usaha Mikro

Een Sukreno (56 tahun) tak pernah menyangka bisnis budidaya ikan Lohan yang sudah digeluti selama 10 tahun mengalami penurunan penjualan secara drastis diterpa dampak pandemi Covid-19.
Een Sukreno (56 tahun) tak pernah menyangka bisnis budidaya ikan Lohan yang sudah digeluti selama 10 tahun mengalami penurunan penjualan secara drastis diterpa dampak pandemi Covid-19.

Tapi kini, seiring dengan kondisi pasar semakin kondusif, ditambah dengan hibah Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp 2,4 juta, usaha Een kembali berjalan normal.

"Alhamdulillah, dengan dana Banpres Produktif itu, untuk menambah jumlah akuarium pembudiyaan Louhan dan menambah jumlah benih ikan Louhan," ujarnya.

Een yang merupakan nasabah program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bercerita untuk mendapatkan Banpres Produktif dirinya dibantu penuh oleh PNM.

"Tidak sulit, karena semua pendataan didampingi PNM," ungkapnya.

Ke depan, Een menginginkan pengembangan usahanya menjadi lebih besar lagi. "Mudah-mudahan, saya tetap bisa mendapat bantuan-bantuan hibah seperti Banpres Produktif. Karena, untuk membesarkan usaha budidaya Lohan, dibutuhkan jumlah akuarium yang banyak," kata Een.

Tak hanya itu, Een juga berharap mendapatkan pelatihan, khususnya dalam pengemasan benih ikan Louhan secara aman. "Dengan pemasaran via online, tak menutup kemungkinan akan ada pesanan dari luar negeri," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya