Keren, 11 UKM Berhasil Bawa Produk Diversifikasi Tembus Pasar Global

Diversifikasi produk adalah salah satu strategi tepat dalam memasuki pasar internasional dan juga untuk tetap bertahan di masa pandemi ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Des 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 20:40 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kegiatan Pelepasan Ekspor ke Pasar Global oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilaksanakan pada Jumat 4 Desember 2020, terdapat 11 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk hasil diversifikasi.

Kegiatan pelepasan ekspor ini dilakukan secara serentak di Lamongan, Jawa Timur; Boyolali, Jawa Tengah; Sunter, DKI Jakarta, dan sejumlah kota lain yangtersebar di 16 provinsi di Indonesia.

Kesebelas UKM yang melakukan ekspor produk diversifikasi dalam kegiatan ini, di antaranya PTPanorama Laut Indah dari Nusa Tenggara Barat untuk produk tepung karagenan rumput laut, CVNagam Rattan dari Jawa Barat untuk produk pot bunga rotan knock down, CV Cipta Abadi dariJawa Barat untuk produk stools bar eceng gondok dan pelepah pisang.

Kemudian, PT Indah Desain Indonesiadari Jawa Tengah untuk produk teak wood luar ruangan, CV JAMF dari Jawa Tengah untuk produkfurnitur dari resin dan limbah, CV Rayung Pelangi dari Jawa Tengah untuk produk sapu rayung, CV Maharani Kendang Jimbe dari Jawa Timur untuk produk kendang.

Selanjutnya CV Palem Craft dari Yogyakarta untuk produk cermin dari daun abaca, Jaroe Design dari Yogyakarta untuk produk kursi dari limbahkayu, serta PT Garuda Sinar Perkasa dari Kalimantan Timur untuk produk minyak jelanta.

Total nilai ekspor produk diversifikasi dari 11 perusahaan UKM tersebut tercatat sebesar USD 1,16juta atau setara Rp16,82 miliar. Adapun negara tujuan ekspornya yaitu Tiongkok, Amerika Serikat,Eropa, Australia, Prancis, Jerman, Italia, Denmark, Belgia, Korea Selatan, Belanda, Spanyol, danPortugal.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, diversifikasi produk adalah salah satu strategi tepat dalam memasuki pasar internasional dan juga untuk tetap bertahan di masa pandemi ini.

“Para pelaku usaha diharapkan dapat selalu melakukan berbagai terobosan dalam menjalankanbisnisnya, terutama di masa pandemi ini. Salah satunya, dengan melakukan diversifikasi produkuntuk memberi pilihan lebih luas kepada konsumen dan juga untuk dapat masuk ke kategoriproduk yang lebih beragam,” terang Mendag.

Diversifikasi produk, lanjut Mendag, juga mampu meningkatkan daya saing produk. Dengankualitas baik dan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, produk Indonesia diyakini mampubersaing dengan produk-produk andalan dari berbagai negara di dunia.

“Pemerintah akan selalu hadir untuk para pelaku usaha, termasuk UKM, mendukung sertamendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produknya melalui berbagaimacam cara. Dengan langkah pengembangan produk melalui strategi diversifikasi yang tepat,maka akan meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global,” pungkas Mendag.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mendag: Pameran Virtual jadi Terobosan Genjot Ekspor di Tengah Pandemi

Mendag Agus Suparmanto Sambangi EMTEK Group
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyambangi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) dan Indosiar Grup di SCTV Tower Jakarta, Rabu (12/8/2020). Dalam pertemuan Kemendag berharap peran media dan grup besar menyampaikan berita positif kepada publik selama pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyampaikan, pameran virtual merupakan terobosan dalam mengungkit ekspor dan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Dengan pameran virtual, kita dapat tetap menunjukkan eksistensi serta mempromosikan dan memasarkan seluruh keunggulan produk potensial di tengah pembatasan fisik akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Mendag Agus saat memberikan sambutan pada Eastfood Indonesia dan Seafood Show Expo, Indo Licensing Expo dan Virtual Refritech Expo pada hari ini, Selasa, (8/12/2020).

Pameran ekspor virtual yang berlangsung pada 8-13 Desember 2020 tersebut digelar oleh PT Kristamedia Pratama.

“Pameran virtual ini merupakan terobosan untuk mendorong keberlanjutan dan peningkatan promosi produk Indonesia ke pasar global di masa pandemi. Diharapkan pameran virtual ini akan menjadi momentum bangkitnya geliat promosi dan ekspor produk Indonesia,” jelas Mendag.

Mendag juga menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, para pelaku usaha, maupun pihak swasta lainnya untuk mempertahankan dan meningkatkan ekspor Indonesia.

“Contohnya, penetrasi pasar melalui berbagai perundingan perjanjian perdagangan dan pengembangan pasar dengan kegiatan promosi. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga menggelar Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition pada 10—16 November 2020 yang berhasil mencatatkan transaksi sebesar USD 689,2 juta,” imbuh Mendag.

Mendag mengapresiasi PT Kristamedia Pratama selaku penyelenggara yang telah mendukung upaya pemerintah pusat dalam peningkatan ekspor.

“Perusahaan ini juga telah menginisiasi dan bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini bersama pihak terkait lainnya,” kata Mendag.

Di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global yang diakibatkan pandemi Covid-19, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Oktober 2020 masih mencatat angka surplus sebesar USD 17,08 miliar.

Pada Januari-September 2020, ekspor makanan olahan indonesia mencapai USD 3,1 miliar atau naik 3,6 persen YoY. Ekspor tersebut didominasi oleh udang, wafer, dan kopi instan dengan pangsa masing-masing sebesar 10,7 persen, 7,2 persen, dan 7,1 persen.

Pada periode yang sama, ekspor makanan olahan Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan yaitu bahan kopi Negara utama tujuan ekspor makanan olahan Indonesia antara lain Amerika Serikat, Filipina, dan Malaysia dengan pangsa masing-masing 21,2 persen, 14,7 persen, dan 7,4 persen.

Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor makanan olahan Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan yaitu antara lain Amerika Serikat (25,3 persen YoY), Malaysia (23,2 persen), dan Thailand (22,7 persen). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya