Jokowi Ingin Pemda Inovatif Percepat Akses Keuangan Daerah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi keberadaan dan kerja keras Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)

oleh Athika Rahma diperbarui 10 Des 2020, 12:43 WIB
Diterbitkan 10 Des 2020, 12:37 WIB
20161207-Presiden Jokowi Serahkan DIPA 2017-Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutan saat penyerahan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) 2017 dan Anugerah Dana RAKCA 2016 bagi Daerah Berkinerja Baik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi keberadaan dan kerja keras Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dalam memperluas akses keuangan di daerah.

Menurutnya, peningkatan akses keuangan menjadi hal penting untuk mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, keadilan sosial, dan peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Untuk itu, Jokowi mengatakan langkah extraordinary diperlukan untuk mengoptimalkan akses tersebut.

"Pertama, lebih agresif dalam meningkatkan literasi keuangan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan minat, meningkatkan kepercayaan terhadap industri keuangan. Masyarakat paham dimana memperoleh akses pembiayaan dan masyarakat mulai aktif menabung di lembaga-lembaga keuangan," ujar Jokowi dalam Rakornas TPAKD 2020 secara virtual, Kmias (10/12/2020).

Cara-cara baru dalam sosialisasi dan edukasi harus terus dilakukan inovatif, sesuai dengan karakter kekinian, karakter kelompok sasaran serta melibatkan lembaga pendidikan, lembaga keagamaan termasuk kerja sama dengan para tokoh yang berpengaruh.

Langkah kedua ialah TPAKD harus lebih aktif mendorong pendirian kelompok usaha, kelompok tani terutama koperasi dan melakukan pendampingan serta asistensi yang intensif.

Ketiga, penguatan infrastruktur percepatan akses keuangan harus lebih agresif, melalui pendirian Jamkrida, lembaga keuangan mikro, penyediaan agen bank di tiap desa hingga penerbitan obligasi daerah.

"Ini penting. Dan upaya-upaya lainnya. Percepatan ini tidak mungkin dilakukan jika caranya masih biasa-biasa saja. Harus ada terobosan-terobosan baru yang inovatif dan efisien," tuturnya.

Dan yang terakhir ialah peningkatan inklusi keuangan di daerah yang pasif terutama untuk rakyat kecil dan UMKM. Per September 2020, tercatat 73,7 persen kredit bank umum ada di pulau Jawa, sedangkan indeks inklusi keuangan Indonesia tahun 2019 masih baru 76 persen.

"Masih di bawah negara Asean lainnya. Oleh karena itu program KUR, kredit ultra mikro, Bank Wakaf Mikro, dan lain-lain harus terus ditingkatkan penyerapannya, harus ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan kelas UMKM kita," tandas Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Target Business Matching UMKM 2020 Harus Bisa Capai USD 50 Juta

Jokowi
Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya mewaspadai peningkatan kasus penularan COVID-19 di banyak negara Eropa, seperti Spanyol, Prancis, dan Jerman saat memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020). (Kementerian Sekretariat Negara)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kegiatan Brilianpreneur UMKM Export 2020, ia meminta agar target business matching dari kegiatan ini bisa mencapai USD 50 juta atau Rp 705 miliar (kurs: 14.115 per dolar AS), atau lebih besar dibanding tahun 2019 yakni USD 30 juta.

Ia mengatakan akhir tahun ini banyak sekali pameran yang diselenggarakan oleh Kementerian, Lembaga, dan BUMN,  tapi Jokowi mengingatkan agar pameran-pameran ini harus mampu meningkatkan transaksi dan volume ekspor dari UMKM Indonesia.

“Kalau tahun 2019 business matchingnya  mencapai USD 33,5 juta, tahun ini harusnya lebih besar. Targetnya sekitar mencapai USD 50 juta, dan tahun depan tentunya harus lebih besar,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di opening ceremony Brilianpreneur UMKM Export 2020, Kamis (10/12/2020).

Kata Jokowi, kenaikan nilai transaksi ini membutuhkan energi semua pihak kolaborasi untuk meningkatkan kualitas produk, pemasaran, dan distribusi barang yang terintegrasi.

Oleh karena itu, di masa pandemi ini kita dituntut lebih kreatif, UMKM pun harus mampu menampilkan produk-produk yang lebih menarik melalui cara-cara baru yang inovatif.

“Seperti yang saya lihat dalam pameran ini (Brilianpreneur UMKM Export 2020) showcase UMKM nya sangat berbeda, sudah 3D virtual sudah disajikan dengan instalasi yang bagus disajikan secara virtual,” katanya.

Sehingga seperti berada di Ruang pameran yang sesungguhnya, menikmati dan membeli produk-produk unggulan Indonesia melalui ruang virtual.

Selain melakukan adaptasi teknologi digital, UMKM juga harus terintegrasi dengan marketplace nasional maupun marketplace global supaya produknya bisa dijual lebih mudah, karena pasarnya  lebih luas dan merek-merek lokal kita juga akan semakin dikenal di pasar global.

“Untuk itu saya mengharap makin banyak UMKM yang ikut bergabung dalam pameran seperti ini. Jika sekarang UMKM yang terlibat sekitar 573 UMKM, ke depan jumlahnya harus lebih banyak. Karena UMKM kita jumlahnya 64 juta, dan usahanya pun juga bermacam-macam,” ujarnya.

Demikian Jokowi juga menyambut baik peluncuran pasar.id yang merupakan inisiatif Bank BRI yang telah melakukan digitalisasi pasar di 4.547 titik pasar di seluruh Indonesia.

Di mana sekitar 5.400 pedagang pasar telah bergabung pada tahun 2020, dan tahun 2021 targetnya bisa ditingkatkan menjadi 10.000 pedagang pasar dan masyarakat dapat bertransaksi di pasar dengan mudah secara cashless.

“Selain itu pasar.id bisa membantu masyarakat berjualan dengan aman di masa pandemi dan akan membantu perekonomian bergerak kembali,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya