Aliran Masuk Modal Asing Capai USD 2,54 Miliar di Kuartal IV-2020

BI mencatat aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Tanah Air sebesar 2,54 miliar dolar AS pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Des 2020, 15:32 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 15:32 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Tanah Air sebesar 2,54 miliar dolar AS pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020. Hal ini mengindikasikan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik masih terus berlanjut.

“Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik berlanjut, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar USD 2,54 miliar pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI, Kamis (17/12/2020).

Sementara, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan tetap baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Adapun defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut.

“Neraca perdagangan November 2020 mencatat surplus sebesar USD 2,61 miliar, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD 3,58 miliar,” jelas Perry.

Disisi lain, Perry memaparkan posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2020 tetap tinggi, yakni USD 133,6 miliar. Setara pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Ke depan, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan di bawah 1,5 persen dari PDB pada tahun 2020, dan sekitar 1,0 persen hingga 2,0 persen dari PDB pada tahun 2021. Sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Gubernur BI.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 3,75 Persen

BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 3,75 persen persen. Selain itu, suku bunga deposito facility juga tetap pada 3 persen, dan suku bunga lending facility 4,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Serta upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020, memutuskan untuk mempertahankan BI-7DRR sebesar 3,75 persen. Suku bunga deposito facility juga tetap sebesar 3 persen, dan suku bunga lending facility tetap sebesar 4,5 persen,” ujar dia dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI, Kamis (17/12/2020).

Lebih lanjut, Perry mengatakan BI akan memperkuat sinergi kebijakan dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional.

Kebijakan tersebut melalui pembukaan sektor ekonomi produktif dan aman covid-19, akselerasi stimulus fiskal dalam APBN 2021, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta akselerasi digitalisasi keuangan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya