Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sulitnya mendapat peti kemas (kontainer) selama bulan Desember ini.
Menko mengatakan, hal ini menandai pulihnya ekspor seiring dengan diperpanjangnya fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) oleh AS.
Baca Juga
Serta sejumlah kerjasama perdagangan lainnya seperti Comprehensive Economic Partnership (RCEP), kerjasama Indonesia-EFTA di Eropa, CEPA-Australia, CEPA- Indonesia-Korea.
Advertisement
“Kerjasama kerjasama ini mendorong kinerja ekspor dan memperbaiki posisi Indonesia di dalam global value chain. Ini ditandai di bulan Desember ini kita mendapatkan persoalan, yaitu sulitnya mendapatkan kontainer atau harga kontainer yang naik 20 sampai 30 persen,” kata Menko dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021, Selasa (22/12/2020).
Adapun sejumlah komoditi yang paling banyak diekspor yakni berupa barang elektronik. Setelahnya ada tekstil dan footwear yang permintaannya telah kembali dari Eropa dan AS.
“Sektor elektronik karena work from home antara lain kita butuh banyak printer, ini ekspor printer meningkat tapi kontainernya terbatas. (Kemudian) tekstil, footwear, karena ordernya kembali dari Eropa dan Amerika,” kata Menko.
Selain itu, Menko Airlangga menyebutkan ada sektor otomotif yang juga menunjukkan pemulihan permintaan, sehingga meningkatkan volume ekspor.
“Beberepa sektor elektronik dan otomotif mulai jalan kembali. Karena kemarin di Patimban itu yang jalan kapalnya untuk ekspor otomotif,” tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pelabuhan Patimban Ekspor Perdana 140 Unit Mobil ke Brunei Darussalam
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan ekspor perdana di Pelabuhan Internasional Patimban Subang, Jawa Barat. Sebanyak 140 unit mobil merek Toyota, Daihatsu, Suzuki masuk ke kapal dengan tujuan Brunei Darussalam.
“Pada operasi perdana ini akan dilakukan ekspor perdana dari pelabuhan Patimban sebanyak 140 unit mobil yaitu Toyota, Daihatsu, Suzuki dengan Kapal Genpei Shizuka Express milik PT Koyo Puji Shipping dengan tujuan Brunei Darussalam,” kata Menhub Budi Karya dalam soft launching Pelabuhan Patimban, Minggu (20/12/2020).
Menhub menjelaskan, Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional yang pembangunannya dilaksanakan melalui pendanaan oleh Official development assistance (ODA) dari pemerintah Jepang.
“Pembangunan tahap pertama meliputi area terminal, seaworld, jalan akses, jembatan penghubung, dan terminal kendaraan 25 hektare, tahap ke-2 di tahun 2021-2024 akan terbangun sebanyak kurang lebih 66 hektare dan tambahan untuk car terminal sebanyak 600 CBU,” ujarnya.
Selanjutnya tahun 2024-2025 pengumuman peti kemas dengan kapasitas kumulatif dari car sebanyak 5,5 juta TEUs, dan tahap akhir 2026-2027 berupa terminal dengan optimal atau kumulasi sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU.
Pada tanggal 3 Desember 2020 telah dilaksanakan uji coba operasional Pelabuhan Patimban yang menggunakan Kapal Ostina. Ke depan, pelabuhan tahap ketiga akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu, biaya logistik nasional di area ini juga akan ada Pertamina yang akan melakukan pembangunan energi dukungan bagi Pelabuhan Patimban dan sekitarnya,” katanya.
Pelabuhan Patimban terkoneksi dengan jalan tol dan jalan kereta api. Diharapkan dengan koneksi ini akan meningkatkan potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa sehingga perekonomian meningkat dan memberikan manfaat yang luas pada masyarakat.
“Dalam perkembangan pembangunan ini kami juga membangun suatu rangkaian kegiatan sosial agar masyarakat turut merasakan kemajuan Pelabuhan Patimban, kegiatan itu terdiri dari pelatihan kewirausahaan, pelatihan pemberdayaan masyarakat, pemberian program keahlian bagi nelayan diikuti dengan pemberian kapal nelayan melalui koperasi,” pungkasnya.
Advertisement