Indonesia Butuh Rp 13.032 Triliun Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pemerintah mengungkapkan berdasarkan perhitungan Bappenas, Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13.032 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 18 Feb 2025, 13:31 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 13:31 WIB
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dedi Latip
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dedi Latip... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Demi mencapai itu diperlukan investasi dalam jumlah besar untuk mendorong produktivitas ekonomi. 

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dedi Latip mengungkapkan berdasarkan perhitungan Bappenas, Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13.032 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

“Dalam mencapai target tersebut perhitungan Bappenas diperlukan investasi PMDN dan PMA 13.032 triliun, ini cukup fantastis. Untuk 5 tahun ke depan dari periode 2025-2029 nilai tersebut naik 143 persen dari capaian realisasi investasi 10 tahun terakhir,” kata Dedi dalam keynote speech pada acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa (18/2/2025).

Peluang dan Insentif

Dedi menambahkan, untuk menarik investasi besar, pemerintah menawarkan peluang di sektor hilirisasi sumber daya alam, energi baru dan terbarukan, ekonomi digital, hingga industri manufaktur berorientasi ekspor. 

Selain itu, untuk mendorong investasi, pemerintah juga memberikan insentif seperti super tax deduction hingga 300 persen untuk riset dan pengembangan (R&D) serta 200 persen untuk pelatihan vokasi disiapkan untuk mendorong produktivitas industri.

Dedi menuturkan, di sisi regulasi, pemerintah terus memperbaiki kemudahan berusaha  dan memperbaiki kebijakan turunan UU Ciptakerja.

Pemerintah memperkuat kepastian hukum melalui penetapan Service Level Agreement (SLA) dan prinsip fiktif positif melalui revisi PP No 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko

“Pemerintah juga menyempurnakan sistem perizinan Online Single Submission (OSS) dan merevisi aturan terkait kepastian hukum bagi investor,” ujar Dedi.

 

Peluang Perkuat Posisi Rantai Pasok Global

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Sebagai negara dengan kekuatan besar, Dedi menyebut Indonesia memiliki peluang untuk semakin memperkuat posisi dalam rantai pasok global dan berkontribusi mengatasi berbagai tantangan dunia, seperti deglobalisasi, perubahan iklim, dan ketimpangan dalam pembangunan. 

“Tentu kita harus selalu optimis dan melakukan kolaborasi untuk mengambil peluang dan mengatasi tantangan yang muncul,” pungkasnya. 

 

Bidik 3 Vendor Investasi Apple di Indonesia

Apple iPhone SE 4 Render
Apple iPhone SE 4 Render. (Dok: GizmoChina)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengungkapkan pihaknya tengah berupaya menambah jumlah vendor dalam investasi Apple di Indonesia.

Rosan mencatat, saat ini hanya ada satu vendor Apple yang berencana membangun pabrik di Indonesia. "Kita sekarang baru satu vendor Apple dibandingkan oleh Vietnam yang sudah lebih dari 34 vendor. Saat ini saya sedang on the discussion another dua atau tiga lagi," kata Rosan kepada media di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Rosan optimistis terhadap para vendor Apple untuk berinvestasi di Indonesia.Ia menyebut, vendor Apple yang berminat untuk investasi di Indonesia akan terus berkembang.

"Ini baru first stage, kita sudah diskusi, dan saya meyakini akan terus berkembang. Jadi nanti vendor-vendornya akan bertambah," ujar dia.

Diwartakan sebelumnya, Rosan sempat menceritakan tahapan negosiasinya dengan Apple untuk menanamkan investasi ke Indonesia. Negosiasi tersebut berbuah manis dengan komitmen investasi pabrik AirTag di Batam. Dia bilang, investasi Apple di Indonesia terbilang kecil. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya