Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Demi mencapai itu diperlukan investasi dalam jumlah besar untuk mendorong produktivitas ekonomi.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dedi Latip mengungkapkan berdasarkan perhitungan Bappenas, Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13.032 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Baca Juga
“Dalam mencapai target tersebut perhitungan Bappenas diperlukan investasi PMDN dan PMA 13.032 triliun, ini cukup fantastis. Untuk 5 tahun ke depan dari periode 2025-2029 nilai tersebut naik 143 persen dari capaian realisasi investasi 10 tahun terakhir,” kata Dedi dalam keynote speech pada acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa (18/2/2025).
Advertisement
Peluang dan Insentif
Dedi menambahkan, untuk menarik investasi besar, pemerintah menawarkan peluang di sektor hilirisasi sumber daya alam, energi baru dan terbarukan, ekonomi digital, hingga industri manufaktur berorientasi ekspor.
Selain itu, untuk mendorong investasi, pemerintah juga memberikan insentif seperti super tax deduction hingga 300 persen untuk riset dan pengembangan (R&D) serta 200 persen untuk pelatihan vokasi disiapkan untuk mendorong produktivitas industri.
Dedi menuturkan, di sisi regulasi, pemerintah terus memperbaiki kemudahan berusaha dan memperbaiki kebijakan turunan UU Ciptakerja.
Pemerintah memperkuat kepastian hukum melalui penetapan Service Level Agreement (SLA) dan prinsip fiktif positif melalui revisi PP No 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko
“Pemerintah juga menyempurnakan sistem perizinan Online Single Submission (OSS) dan merevisi aturan terkait kepastian hukum bagi investor,” ujar Dedi.
Peluang Perkuat Posisi Rantai Pasok Global
Sebagai negara dengan kekuatan besar, Dedi menyebut Indonesia memiliki peluang untuk semakin memperkuat posisi dalam rantai pasok global dan berkontribusi mengatasi berbagai tantangan dunia, seperti deglobalisasi, perubahan iklim, dan ketimpangan dalam pembangunan.
“Tentu kita harus selalu optimis dan melakukan kolaborasi untuk mengambil peluang dan mengatasi tantangan yang muncul,” pungkasnya.
Advertisement
Bidik 3 Vendor Investasi Apple di Indonesia
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengungkapkan pihaknya tengah berupaya menambah jumlah vendor dalam investasi Apple di Indonesia.
Rosan mencatat, saat ini hanya ada satu vendor Apple yang berencana membangun pabrik di Indonesia. "Kita sekarang baru satu vendor Apple dibandingkan oleh Vietnam yang sudah lebih dari 34 vendor. Saat ini saya sedang on the discussion another dua atau tiga lagi," kata Rosan kepada media di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Rosan optimistis terhadap para vendor Apple untuk berinvestasi di Indonesia.Ia menyebut, vendor Apple yang berminat untuk investasi di Indonesia akan terus berkembang.
"Ini baru first stage, kita sudah diskusi, dan saya meyakini akan terus berkembang. Jadi nanti vendor-vendornya akan bertambah," ujar dia.
Diwartakan sebelumnya, Rosan sempat menceritakan tahapan negosiasinya dengan Apple untuk menanamkan investasi ke Indonesia. Negosiasi tersebut berbuah manis dengan komitmen investasi pabrik AirTag di Batam. Dia bilang, investasi Apple di Indonesia terbilang kecil.
