Harga Emas Naik karena Pelemahan Dolar AS

Harga emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD 1.882,10 per ounce.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Des 2020, 07:40 WIB
Diterbitkan 25 Des 2020, 07:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), dibantu oleh nilai tukar dolar AS yang melemah. Kenaikan harga emas ini juga terjadi setelah Inggris mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa.

Mengutip CNBC, Jumat (25/12/2020), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.877,41 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD 1.882,10 per ounce.

"Faktor yang memberikan dorongan kepada emas adalah indeks dolar AS yang lebih lemah selama beberapa hari terakhir setelah kenaikan awal pekan ini," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

"Namun kenaikan tersebut dibatasi dengan pasar saham global yang masih dalam mode reli dan itu menarik dana dari emas." tambah dia.

Pelaku pasar memilih ke aset-aset berisiko termasuk pound sterling sehingga menekan dolar AS setelah Inggris mencapai kesepakatan perdagangan Brexit ddenga Uni eropa.

"Investor cukup yakin dengan stimulus fiskal dan moneter dari pemerintah di seluruh dunia, meskipun suntikan vaksin mampu mengurangi penyebaran virus," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Kekhawatiran atas penyebaran varian virus Corona yang lebih mudah menular telah menyebabkan pengetatan pembatasan di Inggris, menggarisbawahi kekhawatiran atas pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perdagangan Kemarin

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas menguat usai Presiden Donald Trump mengancam tidak akan menandatangani RUU bantuan pandemi Covid-19, yang memicu penurunan dolar.

Melansir laman Nasdaq, Kamis (24/12/2020), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.865,65 per ounce. Sementara emas berjangka AS stabil di posisi USD 1.870,90.

Harga emas telah naik sekitar 23 persen sepanjang tahun ini dan bersiap untuk keuntungan tahunan terbesar sejak 2010. Ini usai bank sentral dan pemerintah secara global melepaskan stimulus yang tak tertandingi untuk meredam pukulan ekonomi dari krisis virus Corona.

"Pasar cukup optimis tentang RUU (stimulus AS) akan disahkan pada akhirnya," kata Kunal Shah, kepala penelitian di Nirmal Bang Commodities di Mumbai.

Dikatakan jika pemicu sebenarnya harga emas adalah pelonggaran yang berkepanjangan dari neraca bank sentral dan terus turunnya dolar.

Sementara itu, indeks dolar turun 0,3 persen terhadap mata uang saingan setelah ancaman Trump untuk tidak menandatangani tagihan pemulihan virus korona [USD /], meningkatkan daya tarik emas bagi investor non-AS.

"Rasa ketidakpastian telah dipicu setelah pengumuman Presiden Trump," kata Analis StoneX, Rhona O'Connell.

"Pada pandangan pertama, tampaknya hal itu telah mengurangi peluang untuk pertumbuhan inflasi tetapi itu telah dibayangi oleh ketidakpastian penundaan stimulus, yang sekarang menjadi kebutuhan untuk pemulihan ekonomi," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya