Genjot Konsumsi, Mobil dan Kompor Listrik Jadi Incaran Pemerintah

Pemerintah akan berupaya mencari konsumen baru untuk mendongkrak konsumsi listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2021, 19:29 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 19:29 WIB
Tinggal di Apartemen, Enaknya Pakai Kompor Induksi atau Kompor Listrik?
Kompor Listrik dan Kompor Induksi.

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi listrik turun sepanjang 2020. Penyebabnya pembatasan sejumlah kegiatan akibat pandemi Virus Corona Covid-19.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah akan berupaya mencari konsumen baru untuk mendongkrak konsumsi listrik. Di antaranya memasifkan penggunaan mobil listrik dan kompor listrik.

"Kita memang harus cari demand baru. Yang depan mata kan industri dan bisnis kan memang belum recover kan. Listrik juga bisa standby ya. Untuk jangka menengah, itu tergantung kita akselerasi apa enggak. Kita mendorong dua hal, konsumsi ya kita creat demand baru. Mobil listrik dan kompor listrik kita akselerasi," ujar dia di Jakarta, Rabu (13/1/2021).

Khusus untuk kompor listrik, pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pertama, merancang kompor listrik yang aman bagi masyarakat. Hal tersebut untuk memastikan rasa aman bagi penggunanya.

"Mereka satu, yang namanya berubah pasti banyak pertimbangan. Satu, ngejepret enggak. Kedua, nyetrum enggak. Ketiga, tagihan listrik saya naik dong. Keempat pancinya mahal. Itu kita sudah data. Kita obrolin juga ke akademisi dan itu kita carikan jalan," jelas Rida.

Pengalihan kompor gas ke kompor listrik tersebut membutuhkan upaya khusus sama seperti mengubah kebiasaan masyarakat dari kompor minyak ke LPG. Meski demikian, keterlibatan APBN tetatp harus dilakukan agar rencana ini sukses.

"Kalau perlu kita lakukan konversi LPG seperti dulu. Ada paket perdana. Kita kasih tabung melon satu sama kompor kan, terus dilepas. Nah, ujung ujungnya bisa meninggalkan minyak tanah. Konsep itu lagi kita godog," kata dia.

 

 

Saksikan Video Ini

Ekspor Listrik

20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia mengaku sedang menghitung besaran anggaran dari APBN, serta keuntungan yang bisa didapatkan.

"Itu masih kita kaji. Penggunaan LPG 3 kg kan juga karena subsidi kan, meksipun banyak juga yang kurang tepat sasaran. Kalau itu bisa dilakukan konversi kompor induski kita bisa kurangi belanja negara," sambungnya.

Rida melanjutkan, cara lain untuk mendorong konsumsi listrik adalah dengan melakukan ekspor listrik ke negara negara tetangga. Salah satu negara sasaran adalah Singapura.

"Itu juga bisa juga buat ekspor tuh. Singapura kan beli listrik dari Laos, lewat Thailand, Malaysia baru ke Singapura. Nah, kenapa gak beli dari Indonesia. Kita juga lagi jajaki itu, dan transmisi itu yang penting," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya