Rupiah Dibuka Melemah ke 14.055 per Dolar AS, Tapi Peluang Penguatan Masih Terbuka

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.050 per dolar AS hingga 14.056 per dolar AS.

oleh Athika Rahma diperbarui 25 Jan 2021, 10:25 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 10:24 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin ini. Namun peluang penguatan rupiah masih terbuka lebar.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/1/2021), rupiah dibuka di angka 14.055 per dolar AS, melah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.035 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.050 per dolar AS hingga 14.056 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia(BI), rupiah dipatok di angka 14.082 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.054 per dolar AS.

Analis melihat bahwa pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah berpeluang menguat didorong rencana stimulus tambahan untuk bantuan pandemi oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat aset berisiko seperti indeks saham Asia mengalami kenaikan.

"Pasar kemungkinan masih merespon positif rencana pemerintahan Joe Biden untuk merilis stimulus sebesar USD 1,9 triliun. Sentimen ini mungkin bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston dikutip dari Antara.

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pasar juga mengkhawatirkan kasus COVID-19 yang terus menaik di dunia dan juga di Indonesia yang memicu pembatasan aktivitas baru.

"Ini bisa memberikan tekanan untuk rupiah. Selain itu, bila pasar kembali merespon kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, rupiah juga berpotensi melemah kembali," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 14.000 per dolar AS hingga 14.100 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Modal Asing Masuk Indonesia, BI Optimistis Rupiah Masih Bisa Menguat

Nilai Tukar Rupiah
Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Tercatat pada 20 Januari 2021, rupiah menguat 0,77 persen secara rerata dan 0,14 persen secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.

Dia menyebutkan, penguatan ini didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Diprediksi, rupiah masih bisa mengalami penguatan ke depan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI, Kamis (21/1/2021).

Perry membeberkan, penguatan nilai tukar rupiah juga didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan penurunan ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang terjaga, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.

"Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," ujar Perry.

Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali berlanjut, tecermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflow sebesar USD 2,1 miliar pada triwulan IV 2020, lebih besar dibanding triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow USD 1,7 miliar.

"Memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai USD 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya