Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu 14 Februari 2021. RI 1 yakin bendungan ini siap untuk memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, khususnya untuk sektor pertanian.
"Alhamdulillah pada siang ini Bendungan Tukul yang telah dimulai 6 tahun yang lalu dengan biaya Rp 916 miliar sudah selesai dan siap difungsikan," kata Jokowi di Bendungan Tukul, Pacitan, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021).
Baca Juga
Jokowi membeberkan beberapa manfaat dengan dioperasikannya Bendungan Tukul. Seperti untuk mengairi irigasi sekitar 600 ha sawah, dan mereduksi banjir sebesar 42,21 m3 per detik.
Advertisement
"Bendungan ini memiliki peran penting untuk pengendalian banjir, mengairi sawah air irigasi, dan penyediaan air baku di sini 300 liter per detik, dan untuk warganya Pacitan dengan kapasitas tampung 8,7 juta m3," paparnya.
Mantan Walikota Solo ini pun optimistis, Bendungan Tukul dapat meningkatkan indeks tanam para petani di Kabupaten Pacitan dan sekitarnya.
"Bendungan ini bisa memberikan manfaat yang sangat besar yaitu 600 ha sawah. Sehingga meningkatkan indeks pertanaman dari biasanya satu kali tanam padi dan satu kali tanam palawija menjadi dua kali tanam padi dan satu kali tanam palawija. Insya Allah ini nanti sudah bisa dilihat dan dilakukan," ungkapnya.
"Saya harapkan dengan berfungsinya Bendungan Tukul di Pacitan ini bisa perkuat ketahanan pangan dan air. Saya minta agar Pemkab dan Pemprov bisa kelola ini rengsm baik, sehingga memberikan nilai tambah," tandas Jokowi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengisian Awal
Menurut informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Tukul dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Ditjen Sumber Daya Air di Lahan seluas 77,34 ha. Waduk ini juga berpotensi jadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2x132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.
Pengisian awal (impounding) Bendungan Tukul telah dilakukan sejak 1 September 2020. Pengerjaannya telah dimulai sejak 2013-2021 oleh kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero), dengan konsultan supervisi PT Mettana, PT Anugrah, Kridapradana, PT Bina Karya (Persero) lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO).
Advertisement