Indonesia Kirim 2.000 Ton Limbah Sawit per Bulan ke Malaysia

Indonesia dan Malaysia bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak kelapa sawit kedua negara.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Feb 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 12:00 WIB
20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Malaysia bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak kelapa sawit kedua negara. Sinergi ini diwujudkan melalui penandatanganannota kesepahaman (MoU) palm sludge oil (limbah sawit) Indonesia oleh Malaysia sebanyak 2.000 ton per bulan selama dua tahun ke depan.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan antara PT Alam Duta Mandiri dan Dendro Integrasi SDN Bhd pada hari ini, Selasa (16/2) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer PT Alam Duta Mandiri, I G A Raka Saputradan Chief Executive Officer Dendro Integrasi Sdn Bhd, Azra Abdul serta disaksikan oleh DirekturJenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan dan Duta Besar Malaysia untukIndonesia, Datuk Zainal Abidin Bakar.

“Melalui penandatanganan MoU ini, diharapkan kedua perusahaan dapat saling bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak sawit kedua negara. Bersama-sama kita terus melakukan diplomasi kelapa sawit, mempromosikan kelapa sawit di pasar global, serta melawan isu miring seputar minyak kelapa sawit,” ujar Kasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/2/2021).

Kementerian Perdagangan, lanjut Kasan, menyambut baik pembelian palm sludge oil Indonesia oleh perusahaan asal Malaysia tersebut. “Diharapkan ke depannya produsen Indonesia lainnya mampu memasok permintaan palm sludge oil ke Malaysia dan juga produk kelapa sawit sertaturunan lainnya ke seluruh dunia,” imbuhnya.

Pada 2020, ekspor Indonesia ke Malaysia untuk produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunan mencapai USD 945,03 juta. Nilai ini naik 15,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yangsebesar USD 820,97 juta.

Di Kawasan ASEAN, Indonesia merupakan pemasok CPO ke-1 untukMalaysia dengan pangsa pasar 85,14 persen; disusul Thailand (8,56 persen), Kamboja (1,78persen), Filipina (1,48 persen), dan Singapura (0,61 persen).Sedangkan ekspor palm acid oil/palm sludge oil Indonesia ke dunia tahun 2020 mencapai USD544,47 juta atau naik 6,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tersebut dengan nilai ekspor sebesar USD 185,37juta atau pangsa pasarnya 34,05 persen, disusul Italia USD 101,12 juta (18,57 persen), TiongkokUSD 76,93 juta (14,13 persen), Belanda USD 41,61 juta (7,64 persen), dan Amerika Serikat USD27,20 juta (5 persen).

Kasan menjelaskan, produksi kelapa sawit Indonesia pada 2020 masih berada di atas rata-rataproduksi tahunan, meskipun berbagai sektor industri terpukul oleh pandemi Covid-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produksi Kelapa Sawit

Sawit
Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh 2019 menyebut terdapat 61 perusahaan kelapa sawit di provinsi itu. Sebanyak 39 diantaranya masih beroperasi, delapan dalam tahap pembangunan, dan 14 lainnya dinyatakan kolaps. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Berdasakan data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, pada 2020 produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 51,58 juta ton atau lebih tinggi dari rata-rata tahunan sebesar 37,57 juta ton. Realisasi volume ekspor minyak sawit Indonesia tahun 2020 mencapai 34 juta metrik ton atauturun 9 persen dibanding tahun 2019.

“Namun, nilai ekspor dari komoditas tersebut justrumengalami kenaikan sebesar 13,6 persen menjadi USD 22,97 miliar. Hal ini disebabkan kenaikanharga- produk kelapa sawit di tahun 2020,” ungkap Kasan.

Selama dua dekade terakhir, lanjut Kasan, kelapa sawit memang telah memainkan peranan yangsangat signifikan dalam perekonomian. Sawit dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan danoleokimia. Selain itu, palm sludge oil juga dapat digunakan dalam industri energi, kosmetik, sertabarang konsumsi (consumer good) seperti sabun dan sampo.

“Tidak dapat kita pungkiri, di tengah langkanya sumber energi bahan bakar, minyak kelapa sawitmenjadi salah satu sumber energi alternatif. Biodiesel merupakan salah satu sumber energialternatif di masa depan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi negara-negara di dunia.Sebab, selain harganya yang relatif murah, juga ramah lingkungan,” pungkas Kasan.

Pemerintah Indonesia beserta segenap pemangku kepentingan nasional menyadari besarnyapotensi kelapa sawit sehingga terus bersinergi mendukung peningkatan industri kelapa sawitdalam negeri. Peningkatan dilakukan dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan (sustainable)di tengah gencarnya sentimen dan kampanye negatif.

Hubungan Perdagangan Indonesia-Malaysia

Hamparan kebun milik petani sawit plasma PTPN V sebagai bahan baku utama bahan bakar nabati program green fuel.
Hamparan kebun milik petani sawit plasma PTPN V sebagai bahan baku utama bahan bakar nabati program green fuel. (Liputan6.com/M Syukur)

Indonesia dan Malaysia merupakan penghasil kelapa sawit di dunia. Kedua negara juga mendirikanOrganisasi Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC/Council of Palm Oil ProducingCountries) yang bertujuan untuk mendorong, mengembangkan, dan meningkatkan kerja samaindustri kelapa sawit di antara negara-negara anggota.

Indonesia dan Malaysia akan terusmemperkuat hubungan baik antar dua negara melalui komunikasi yang kuat pada semua tingkat.

Melihat perkembangan perdagangan kedua negara, tahun 2020, total perdagangan Indonesia-Malaysia tercatat USD 15,06 miliar. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD 1,20 miliar, dimana nilai ekspor tercatat USD 8,13 miliar dan nilai impor tercatat sebesar USD 6,93 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya