Anggaran Program PEN Naik untuk Percepat Vaksinasi

Pemerintah menaikkan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp 699, 43 triliun

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Feb 2021, 16:55 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2021, 16:55 WIB
Jakarta Menuju Kenormalan Baru
Pejalan kaki menggunakan masker di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Empat provinsi di Indonesia termasuk DKI Jakarta akan mulai melakukan persiapan menuju new normal atau tatanan kehidupan baru menghadapi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menaikkan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp 699, 43 triliun. Jumlah ini naik 21 persen dari realisasi sementara PEN tahun lalu sebesar Rp 579,78 triliun.

"Jadi program PEN tahun ini naik 21 persen. Kita berharap ini akan menajdi daya dorong yang efektif untuk pemulihan terutama di kuartal I, khususnya untuk bansos yang melonjak karena kuartal I lalu belum ada bansos Covid-19 ini," Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers pada Selasa (23/2/2021).

Peningkatan alokasi anggaran ini bertujuan mempercepat penanganan pandemi Covid-19, khususnya melalui penyediaan vaksinasi, mempertahankan dan meningkatkan daya beli masyarakat serta mendorong kinerja dunia usaha.

Alokasi tersebut terbagi ke dalam 5 sektor, antara lain kesehatan sebanyak Rp176,30 triliun, perlindungan sosial sebanyak Rp157,41 triliun, program prioritas Rp125,06 triliun, dukungan UMKM dan korporasi sebanyak Rp186,81 triliun, dan pemberian insentif usaha sebesar Rp53,86 triliun.

Alokasi anggaran untuk sektor kesehatan naik dari tahun lalu yang hanya Rp 63, 51 triliun, dukungan UMKM dan korporasi juga naik dari Rp 173,17 triliun, dan program prioritas naik dari Rp 66,59 triliun pada program PEN 2020.

Sementara anggaran untuk perlindungan sosial turun dari Rp 220,39 triliun pada 2020, dan insentif usaha juga mengalami penurunan dari Rp 56, 12 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sektor Kesehatan

Penerapan Normal Baru Perawatan Wajah
dr. Maria Fransisca Liu berpose seusai melakukan perawatan wajah ke pasien di klinik kecantikan ERHA, Jakarta, Jumat (19/06/2020). Perawatan wajah dengan protokol kesehatan tetap menjadi prioritas klinik kecantikan di era new normal saat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Mengenai sektor kesehatan, ini antara lain ditujukan bagi diagnostik untuk testing dan tracing senilai Rp 9,91 triliun, therapeutic atau biaya perawatan Rp 61,94 triliun, program vaksinasi Rp 58,18 triliun, insentif pajak kesehatan Rp 18,61 triliun, dan penanganan lainnya Rp 27,67 triliun.

Sri Mulyani juga mengatakan, pemerintah akan menjaga insentif untuk sektor usaha terutama perpajakan sampai pertengahan tahun ini.

"Ini semua yang kita terus fokuskan bagaimana APBN bekerja luar biasa ekstra keras, dan luar biasa untuk mengembalikan rakyat dan ekonominya pulih dari Covid-19. PEN akan menjadi pendorong pertumbuhan terutama di kuartal I," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya