Ketimbang Buka Kunjungan Wisman, Pemerintah Fokus Genjot Wisatawan Lokal

Saat ini Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas minat masyarakat Indonesia terhadap pariwisata domestik.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Mar 2021, 14:50 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 14:50 WIB
Mengangkat Kembali Bali Pascapandemi COVID-19 Lewat Kebaya Bali
Anggota Perempuan Pelestari Budaya Indonesia menari Bali dalam Fashion Show Virtual di Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Acara ini bertemakan #BalikemBali bertujuan eksplorasi yakni mengangkat kembali minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Bali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan saat ini Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas minat masyarakat Indonesia terhadap pariwisata domestik, dibanding membuka wisata untuk turis asing ke Indonesia.

“Semua orang di 215 negara lainnya. Saya kira kalau kita buka itu harus bilateral, Indonesia tidak bisa buka sendiri. Jadi dalam Komunitas Internasional kita sekarang ada travel bubble atau travel Corridor Arrangement,” kata Airlangga dalam MNC Group INVESTOR FORUM 2021 “Recovery Story after The Big Reset", Selasa (2/3/2021).

Kesepakatan internasional mengenai travel bubble atau travel corridor arrangement merupakan kesepakatan lateral, dimana sekumpulan negara setuju untuk membuka perbatasan satu sama lain, tapi tetap menutup perbatasan ke semua negara lain.

“Untuk turis, saya pikir yang harus kita lakukan adalah mengembalikan permintaan domestik dan saya pikir penting untuk menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

Saat ini Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang menyusun kebijakan untuk meningkatkan pariwisata domestik, demi menciptakan perjalanan pariwisata yang aman untuk masyarakat Indonesia.

“Jadi saya pikir setelah formula ditetapkan, Pemerintah bersedia membuat kebijakan karena meningkatkan kapasitas pariwisata dan salah satu hal yang telah kami lakukan adalah menggunakan hotel sebagai bagian dari isolasi dengan dukungan dari Pemerintah,” katanya.

Sehingga, yang menjadi pekerjaan bersama adalah meningkatkan pariwisata domestik untuk memulihkan ekonomi nasional.

“Menurut saya pariwisata domestik selanjutnya akan menjadi PR dan kami berharap program mereka dapat menciptakan herd immunity terpenuhi di akhir tahun, jadi itu akan menjadi pengubah permainan untuk pariwisata juga,” pungkasnya.   

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

141 Ribu Wisman Datang ke Indonesia di Januari 2021, Didominasi Timor Leste

Turis China Jatuh ke Laut
Li Huiling, wisman perempuan asal China jatuh terperosok ke laut saat asyik selfie dari atas sebuah tebing di Bali. (Liputan6.com/ Dewi Divianta)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tercatat sejumlah 141 ribu orang pada bulan Januari 2021.

Angka ini mengalami penurunan 13,9 persen dibandingkan bulan Desember 2020. Sementara secara year on year (yoy), penurunannya mencapai 89,05 persen.

"Berdasarkan moda transportasinya, mayoritas datang lewat darat, kemudian dari laut dan dari udara masih minim sekali," ujar Suhariyanto dalam rilis BPS, Senin (1/3/2021).

Pada bulan Januari 2021, jumlah wisman yang datang melalui jalur darat ialah sebesar 95,3 ribu orang atau sekitar 68 persen dari jumlah kedatang wisman.

Untuk jalur laut, jumlahnya 44,2 ribu atau 31 persen sedangkan untuk jalur udara jumlahnya 1.700 orang atau 1 persen dari keseluruhan kedatangan wisman.

"Bandara utama di Indonesia seperti Soekarno-Hatta, Sam Ratulangi, Juanda, jumlah wisman yang datang mengalami penurunan tajam baik month to month maupun yoy, demikian juga jalur laut dan darat," katanya.

Sementara itu, menurut kebangsaan, mayoritas wisman yang datang ke Indonesia berasal dari Timor Leste dengan sumbangan total 53,2 persen. Angka ini meningkat dari bulan Desember 2020 yang sebesar 49,4 persen.

Kemudian, wisman dari Malaysia memberi andil keseluruhan sebesar 34,2 persen. Lalu, wisman dari Papua Nugini memberi andil 2,4 persen.

"Jadi kalau dilihat pergerakan angka wisman ini jauh dari angka menggembirakan dan nampaknya sektor pariwisata masih butuh waktu yang panjang untuk recovery," ujar Suhariyanto. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya