Cetak SDM Industri Kulit Kompeten, Kemenperin Buka Program Setara D1

Penyelenggaraan pendidikan setara D1 di Politeknik ATK Yogyakarta ini diyakini dapat mendukun kemajuan industri kulit di Magetan.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Mar 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 17:30 WIB
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan memberikan sambutan pada pembukaan Program Pendidikan Setara Diploma Satu Pengolahan Produk Kulit di Magetan, Jawa Timur. (Dok Kemenperin)
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan memberikan sambutan pada pembukaan Program Pendidikan Setara Diploma Satu Pengolahan Produk Kulit di Magetan, Jawa Timur. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian melalui salah satu unit pendidikannya, yakni Politeknik ATK Yogyakarta, telah membuka Program Pendidikan Setara Diploma Satu Pengolahan Produk Kulit di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Upaya ini untuk menciptakan tenaga kerja kompeten dalam memacu daya saing industri produk kulit di tanah air.

“Program ini merupakan kerja sama antara Kemenperin dengan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam rangka mendorong pertumbuhan industri produk kulit di Magetan secara khusus. Sebab, Magetan selama ini dikenal sebagai sentra pengolahan industri kulit yang memasok kulit dan produk kulit ke wilayah Jawa dan sekitarnya,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan, Rabu (17/3).

Arus menyatakan, program setara D1 ini sejalan dengan tekad Kemenperin yang menargetkan kinerja industri penyamakan kulit pada akhir 2020 akan tumbuh satu persen dari realisasi 2019. “Kami proyeksi industri ini akan terus tumbuh positif dibarengi dengan penanganan pandemi Covid 19 yang semakin baik,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, industri penyamakan kulit nasional dapat memproduksi 23,5 juta lembar atau 250.000 kaki persegi kulit jadi per tahun. Potensi ini perlu dioptimalkan seiring dengan langkah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan bahan bakunya.

“Jadi, sungguh tepat program penguatan industri berbasis komiditas unggulan daerah dilakukan melalui program pendidikan vokasi, yang penyelenggaraannya berkerjasama dengan pemerintah daerah,” papar Arus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Program Link and Match

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan (kedua kiri) memperlihatkan bahan baku untuk proses produksi di industri pengolahan kulit. (Dok Kemenperin)
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan (kedua kiri) memperlihatkan bahan baku untuk proses produksi di industri pengolahan kulit. (Dok Kemenperin)

Kepala BPSDMI menambahkan, pendidikan setara D1 ini merupakan wujud nyata pelaksanaan program link and match dengan industri dan bersifat tailor made, yakni sesuai dengan kebutuhan industri yang diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap kerja oleh industri.

“Selain itu, tujuan dari program ini adalah untuk mendorong kewirausahaan di daerah tersebut,” imbuhnya.

Seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk Program setara D1 di Politeknik ATK Yogyakarta ini telah berlangsung sejak Januari hingga Februari lalu, dengan hasil yang diterima sebanyak 37 mahasiswa.

Bupati Magetan Suprawoto optimistis, penyelenggaraan pendidikan setara D1 di Politeknik ATK Yogyakarta ini diyakini dapat mendukun kemajuan industri kulit di Magetan. “Selain itu dapat membuat persebaran perguruan tinggi di Jawa Timur bagian barat makin merata,” ujarnya.

Program Pendidikan Setara D-1 ini didukung oleh dosen tetap dan tidak tetap dari Politeknik ATK Yogyakarta. Kemudian ada dari praktisi dan akademisi perguruan tinggi lain, serta tim pengajar dari Pemerintah Kabupaten Magetan. Pada akhir masa perkuliahan nanti, mahasiswa akan mengikuti program magang di industri, baik industri produk kulit maupun alas kaki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya