Bingung Ambil Jurusan Kuliah? Farmasi Bisa Jadi Pilihan di Tengah Pandemi

Lulusan farmasi diyakini memiliki masa depan cerah seiring dengan perkembangan biomedis dan farmasi modern

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 20:48 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 12:25 WIB
Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Seorang pekerja berada di dalam laboratorium di pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta - Lulusan farmasi diyakini memiliki masa depan cerah seiring dengan perkembangan biomedis dan farmasi modern. Terlebih pandemi Covid-19 telah merubah peta kebutuhan inovasi dan penelitian pengembangan obat.

Pengajar di Faculty of Pharmacy International Institute for Life Science (I3L) Audrey Crystalia menjelaskan farmasi merupakan bidang keilmuan yang well-rounded. Dalam ilmu farmasi, para mahasiswa mempelajari gabungan dari aspek sains, pelayanan kesehatan, komunikasi dengan berbagai profesi termasuk masyarakat, serta bisnis seputar obat dan suplemen kesehatan.

“Tentunya lulusan jurusan farmasi juga memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan profesi apoteker,” kata Audrey.

Prospek dari lulusan Sarjana Farmasi  tak hanya dapat berkontribusi di industri farmasi, melainkan juga bidang lainnya. Misalnya di rumah sakit, pemerintahan (Kementerian Kesehatan atau BPOM), industry kosmetik dan lain sebagainya.

“Lulusan farmasi dapat berkontribusi di Lembaga riset terkait kesehatan, diantaranya mengembangkan alat diagnostic, obat, obat bahan alam, system penghantaran obat, dan patofisiologi penyakit atau meneliti target-target baru untuk pengobatan penyakit,” tambah Audrey.

Kemampuan tersebut berasal dari pengetahuan mengenai obat. Mulai dari cara membuat zat obat dari sudut pandang kimia; cara membuat sediaan obat seperti sirup, injeksi, dan tablet; cara menjamin mutu obat; menganalisa kualitas obat; bagaimana tubuh manusia memproses obat; bagaimana efek obat dan mekanisme kerja obat dalam tubuh.

Tentunya dengan mempelajari hal-hal tersebut juga lulusan farmasi juga belajar cara riset untuk new drug development baik dari sumber bahan kimia, biologis, maupun bahan alam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Analisis

Perusahaan Farmasi Indonesia Siap Ekspor Obat Kanker ke Aljazair
Perusahaan Farmasi Indonesia Siap Ekspor Obat Kanker ke Aljazair. foto: istimewa

Audrey menambahkan kemampuan menganalisa dan berpikir kritis  serta ketelitian adalah yang utama diperlukan selama berkuliah di jurusan farmasi. Tentunya, kemampuan lain seperti kemampuan dasar yang dipelajari selama di SMA akan juga digunakan seperti kemampuan berhitung.

“Paling penting tentunya adalah kemauan kuat untuk belajar karena farmasi memiliki scope yang cukup luas dengan kombinasi teori dan praktek,”kata Audrey.

Selama pandemi, ilmu dan juga industri farmasi terus berkembang. Pengembangan tersebut khususnya dalambidang komunikasi sains dan kesehatan. Terlebih saat ini kesadaran masyarakat mengenai kesehatan, obat, dan vaksin jauh meningkat.

“Dengan adanya pandemi, telemedicine mulai dilakukan di Indonesia, dan ada kemungkinan akan tetap berkembang setelah pandemi. Tentunya praktek kefarmasian juga dapat dilakukan melalui telemedicine, seperti konseling pasien oleh apoteker dan pelayanan informasi obat,” jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya