Mentan Beberkan Tantangan Kembangkan Ketahanan Pangan dari Hutan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mengembangkan ketahanan pangan dari kawasan hutan.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Mar 2021, 13:22 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2021, 13:21 WIB
FOTO: 4 Menteri dan DPR Bahas Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produksi Pertanian
(kanan ke kiri) Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif rapat konsultasi dengan pimpinan DPR membahas masalah pupuk subsidi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/2/2021). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mengembangkan ketahanan pangan dari kawasan hutan.

Menurut Mentan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, perhutanan sosial haruslah dijalankan dengan turut mengedepankan pemanfaatan tanah untuk tanaman yang bernilai ekonomi.

"Pertama, bagaimana hutan dapat menjadi salah satu sumber bagi pemenuhan kebutuhan pangan bagi 270 juta penduduk Indonesia. Ini tugas paling utama kita," jelas Mentan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (29/3/2021).

Kedua, adanya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang terus meningkat tiap tahunnya. Tentu, dengan adanya alih fungsi ini, lahan untuk menanam tanaman pangan akan semakin berkurang.

Mentan membeberkan, jumlah alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian meningkat tiap tahunnya. Hingga 2019, jumlahnya sudah mencapai 150 ribu hektare.

"Sebenarnya menurut UU Nomor 41 tahun 2009, alih fungsi lahan ini dapat hukuman keras, 3-5 tahun," ujar Syahrul.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kesejahteraan Petani

Musim Kemarau, Harga Gabah Petani Alami Kenaikan
Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tantangan lainnya ialah kepemilikan lahan petani dominan masih kurang dari 0,5 hektare, khususnya di pulau Jawa. Kemudian, di kawasan hutan juga terdapat 25 ribu lebih desa dengan 9,2 juta rumah tangga.

"Kelima, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, yang memang terbuka di lahan kehutanan untuk pertanian yang telah direncanakan Kementerian LHK," ujarnya.

Terakhir, kelestarian sumber daya alam juga harus tetap dijaga agar kemungkinan bencana alam dapat disiapkan sebelumnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya